Kedengaran Mengumpat Rival Politik, PM Selandia Baru Minta Maaf

redaksiutama.com – Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern kedengaran mengumpat rival politiknya di parlemen. Atas insiden itu, Ardern pun telah menyampaikan permintaan maafnya.

Seperti dilansir AFP, Selasa (13/12/2022), insiden itu terjadi saat Ardern terlibat perdebatan bersemangat di parlemen Selandia Baru pada Selasa (13/12) waktu setempat. Dia merespons rentetan pertanyaan yang dilontarkan pemimpin partai oposisi dalam parlemen.

Salah satunya meminta Ardern untuk memberikan contoh ketika dirinya melakukan kesalahan, meminta maaf dan memperbaikinya.

Ardern memberikan tanggapan yang berapi-api dan terperinci atas pertanyaan oposisi itu, namun ketika duduk dia menggumamkan umpatan “orang yang sombong’ yang tanpa dia sadari tertangkap mikrofon dan bisa didengar oleh orang-orang di parlemen.

David Seymour selaku ketua Partai ACT yang merupakan oposisi, menyatakan keberatan atas pernyataan Ardern yang ditujukan terhadapnya itu. Namun beberapa saat kemudian, kantor PM Selandia Baru menyatakan Ardern telah meminta maaf kepada Seymour.

Dalam pernyataan kepada wartawan usai insiden itu, seperti dikutip media lokal Newcastle Herald, Seymour membenarkan Ardern telah meminta maaf kepadanya.

“Jacinda Ardern mengirim pesan teks kepada saya dan mengatakan ‘Saya minta maaf. Itu bukan sesuatu yang seharusnya saya katakan’. Dia mengatakan ‘seperti yang dikatakan ibu saya, jika Anda tidak memiliki hal baik untuk dikatakan, jangan katakan itu’. Saya setuju dengan sentimen itu,” tutur Seymour.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Insiden ini terjadi saat dukungan publik untuk Ardern dilaporkan tengah mengalami penurunan.

Ardern telah menjabat PM Selandia Baru selama lima tahun ini dan meraup dukungan di seluruh dunia atas caranya menangani situasi krisis dan pendekatan politiknya yang membumi.

Dia merupakan salah satu PM pertama yang menjadi seorang ibu saat menjabat dan menikmati angka kepuasan publik yang tinggi selama sebagian besar masa jabatan dua periodenya.

Namun dengan Selandia Baru dijadwalkan menggelar pemilu pada akhir tahun 2023 mendatang dan biaya hidup yang terus meroket, Ardern kini tengah berada di bawah tekanan politik. Dukungan untuk Partai Buruh yang menaungi Ardern menurun dengan jajak pendapat terbaru menunjukkan Partai Buruh berada di bawah Partai Nasional, partai oposisi, dengan selisih lima persen.

error: Content is protected !!
Exit mobile version