redaksiutama.com – Sebuah kapal perang Amerika Serikat (AS) berlayar melintasi perairan sensitif Selat Taiwan pekan ini. Washington DC menyebutnya sebagai aktivitas rutin, namun China memberikan reaksi keras bernada kemarahan.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (6/1/2023), kapal-kapal perang AS, dalam beberapa tahun terakhir, juga kapal perang negara-negara sekutu AS, seperti Inggris dan Kanada, berlayar melintasi Selat Taiwan hingga memancing kemarahan China.
Otoritas Beijing diketahui bersikeras mengklaim Taiwan sebagai bagian wilayah kedaulatannya, meskipun negara itu memiliki pemerintahan demokratis sendiri.
Dalam pernyataannya, militer AS menyebut bahwa kapal perang jenis penghancur rudal jelajah kelas Arleigh Burke, USS Chung Hoon, melakukan transit melalui Selat Taiwan pada Kamis (5/1) waktu setempat.
“Transit kapal Chung Hoon melintasi Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” demikian pernyataan militer AS.
Reaksi keras diberikan oleh Beijing, dengan juru bicara Kedutaan Besar China di Washington DC, Liu Pengyu, menegaskan negaranya menentang dengan tegas langkah itu dan menyerukan AS untuk ‘segera berhenti memprovokasi masalah, meningkatkan ketegangan dan merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan’.
“Kapal-kapal perang AS sering memamerkan kekuatan atas nama mempraktikkan kebebasan navigasi. Ini bukan soal menjaga kawasan bebas dan terbuka,” sebut Liu dalam pernyataannya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
“China akan terus waspada tinggi dan siap merespons semua ancaman dan provokasi kapan saja, dan akan secara kuat menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayahnya,” tegasnya.
Juru bicara Komando Zona Timur Tentara Pembebasan Rakyat China, secara terpisah, menyatakan pihaknya telah mengorganisir pasukan untuk memantau dan mengawal transit kapal perang AS itu.
“Semua pergerakan berada di bawah kendali,” sebut juru bicara tersebut.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan kapal perang AS itu berlayar ke arah utara melalui Selat Taiwan. Disebutkan juga oleh Taipei bahwa pasukan militernya memantau jalur itu dan tidak mengamati adanya sesuatu yang tidak biasa.