Jepang Peringatkan Investor Tak Jual Yen meski Dollar AS Naik

redaksiutama.com – Otoritas Jepang terus memberi peringatan kepada investor yang menjual yen, mata uang Jepang.

Dollar AS naik ke level tertinggi baru dalam 24 tahun terhadap yen pada Rabu (12/10/2022). Hal ini meningkatkan spekulasi tentang intervensi putaran kedua.

Dilansir dari Reuters, mata uang AS naik menjadi 146,35 yen, level yang tidak pernah terjadi sejak Agustus 1998 selama krisis keuangan Asia.

Yen bergerak di atas level yang memicu intervensi oleh otoritas Jepang bulan lalu untuk membendung pelemahan yen yang berlebihan.

Yen diperdagangkan sekitar 146,30 terhadap dollar sekitar tengah hari pada Rabu karena para pedagang bersiap untuk data inflasi AS dan implikasinya pada kenaikan suku bunga AS di masa depan.

“Kami mengamati dengan seksama pergerakan valuta asing dengan rasa urgensi yang tinggi, dan siap untuk mengambil langkah yang tepat pada pergerakan yang berlebihan,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno.

Komentar itu muncul setelah Menteri Keuangan Shunichi Suzuki, seperti dikutip Jiji Press, mengatakan tidak ada perubahan dalam sikap negara sama sekali dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan di pasar valuta asing jika perlu.

“Yang penting adalah kecepatan pergerakan valas, bukan level apa pun,” kata Jiji, mengutip Suzuki mengatakan saat dia bepergian ke Washington untuk menghadiri pertemuan para pemimpin keuangan dari Kelompok 20 ekonomi utama.

Matsuno dan Suzuki tidak menggunakan ekspresi yang lebih kuat dalam menggambarkan pergerakan yen pada hari Rabu, seperti “berlebihan,” “sepihak” atau “spekulatif,” menunjukkan bahwa intervensi mata uang mungkin tidak akan terjadi.

Bulan lalu, otoritas Jepang menjual dollar dan membeli yen dalam intervensi pasar untuk kali pertama dalam 24 tahun, menghabiskan 2,8 triliun yen (19,2 miliar dollar AS) untuk memperlambat penurunan cepat yen yang dianggap sebagai ancaman bagi perekonomian.

Pelaku pasar mengamati dengan cermat bagaimana Suzuki dapat menjelaskan sikap Jepang terhadap intervensi dan apakah negara itu akan mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat dan negara-negara lain pada pertemuan Kelompok 20 di Washington minggu ini.

Sementara itu, pejabat Jepang mengatakan, mereka tidak perlu persetujuan AS untuk tindakan di pasar mata uang. Mereka berulang kali menekankan pentingnya mencari pemahaman AS, yang dipandang sebagai “pinjaman legitimasi mereka”.

error: Content is protected !!
Exit mobile version