redaksiutama.com – Pemerintah Iran menjatuhkan hukuman mati dengan cara digantung bagi Amir Nasr-Azadani. Pesepak bola itu dihukum mati lantaran ikut mengkampanyekan hak-hak dan kebebasan perempuan di negara tersebut.
Menurut kantor berita Mizan, dikutip dari AS, Amir tersebut akan mengalami nasib yang sama dengan pegulat Majid Reza Rahnavard, yang dieksekusi mati di depan umum karena berpartisipasi dalam protes dan memimpin demonstrasi untuk mengenang Mahsa Amini.
Menurut rezim Iran , Majid orang yang bertanggung jawab atas teror yang terjadi dalam negeri.
Setelah ditangkap aparat keamanan, Majid digantung di depan umum. Foto-foto tubuhnya tergantung tak bernyawa di tiang gantungan beredar di media sosial.
FIFPro angkat suara
Setelah mengetahui hukuman gantung yang menanti Amir, FIFPRO yang mewakili pemain sepak bola profesional angkat bicara dengan meminta agar hukuman itu segera dicabut.
FIFPRO terkejut dengan laporan bahwa pesepakbola profesional Amir Nasr-Azadani akan menghadapi eksekusi mati di Iran setelah mengkampanyekan hak-hak perempuan dan kebebasan dasar di negaranya.
“Kami berdiri dalam solidaritas dengan Amir dan menyerukan agar hukumannya segera dicabut,” ujar FIFPro.
Ali Daei, salah satu pesepak bola paling terkenal dalam timnas Iran juga dihukum setelah pemerintah menutup toko perhiasan dan restoran miliknya karena mendukung protes masyarakat.
Konflik di Iran meluas setelah kematian wanita muda bernama Mahsa Amini di dalam tahanan polisi moral negara.
Ia disebut tidak menutup rambut secara sempurna dengan hijab sehingga beberapa bagian rambutnya terlihat.
Perempuan-perempuan di Iran menggelorakan gerakan protes dengan membakar cadar dan hijab mereka menyusul kematian Mahsa Amini.***