redaksiutama.com – Pihak berwenang India menghentikan produksi obat di sebuah pabrik farmasi. Penghentian ini dilakukan terkait penyelidikan kasus kematian 69 anak di Gambia, Afrika Barat.
Dilansir AFP, Kamis (13/10/2022) Organisasi Kesehatan Dunia pada pekan lalu memperingatkan bahwa empat obat batuk dan pilek yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals di negara bagian Haryana di utara dapat menyebabkan cedera ginjal akut.
Hasil pengujian laboratorium menemukan “Jumlah yang tidak dapat diterima,” dari kontaminan yang berpotensi mengancam jiwa, kata WHO. Selain itu, WHO juga menyebut produk tersebut mungkin telah didistribusikan di luar negara Afrika Barat.
“Kami telah memerintahkan agar semua produksi obat di unit ini segera dihentikan,” kata Menteri Kesehatan Haryana Anil Vij seperti dikutip kantor berita India PTI.
Ia menambahkan bahwa pemeriksaan awal menemukan 12 pelanggaran di fasilitas Maiden di kota Kundli. Lokasi ini diketahui berada sekitar 40 kilometer dari ibu kota New Delhi.
Direktur Maiden Pharmaceuticals Naresh Goyal dilaporkan membantah kematian yang terjadi disebabkan oleh sirup obat batuk yang diproduksi di perusahaannya.
“Kematian itu karena sirup parasetamol dan bukan karena sirup obat batuk kami,” katanya kepada surat kabar Economic Times India.
Diketahui, Polisi di Gambia pada hari Sabtu mengatakan mereka melakukan penyelidikan sendiri atas kematian anak-anak itu.
Kementerian Kesehatan India pekan lalu mengatakan telah diberitahu tentang temuan WHO dan sedang menunggu hasil tes laboratoriumnya sendiri pada empat produk tersebut. Ia juga menambahkan bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki izin untuk mendistribusikan keempat obat tersebut di India dan hanya mengekspornya ke Gambia.
“Ini adalah praktik biasa bahwa negara pengimpor menguji produk impor ini pada parameter kualitas, dan puas dengan kualitasnya,” kata pernyataan kementerian.
Lihat juga Video: Perempuan India Korban KDRT Beberkan Bukti-bukti ke Pengadilan