redaksiutama.com – Elon Musk untuk pertama kalinya kembali berkicau sejak lebih dari 10 juta orang memintanya mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif Twitter.
Tapi alih-alih langsung mengikuti hasil jajak pendapat seperti yang terjadi saat pengaktifan kembali akun Donald Trump, miliarder itu kini berdalih bahwa hanya pelanggan berbayar Twitter Blue yang dapat memberikan suara terkait kebijakan di masa mendatang.
Pada Minggu (18/12/2022), Musk bertanya kepada pengguna Twitter apakah dia harus mundur sebagai kepala perusahaan media sosial itu. Dia pun berjanji untuk mematuhi hasil jajak pendapatnya.
Saat jajak pendapat ditutup pada Senin (19/12/2022), 57,5 persen mengatakan dia harus mundur.
Setelah hasil jajak pendapat diketahui, Musk tidak mengunggah cuitan apapun selama beberapa jam. Padahal biasanya, dia adalah pengguna platform yang produktif.
Keheningannya akhirnya pecah ketika dia berkicau “Menarik,” untuk menanggapi berbagai saran bahwa hasil jajak pendapat diselewengkan oleh akun palsu.
Membalas saran pengguna lain bahwa “pelanggan Twitter Blue harus menjadi satu-satunya yang dapat memilih dalam jajak pendapat terkait kebijakan.”
Musk berkata: “Poin bagus. Twitter akan membuat perubahan itu.”
Twitter Blue adalah langganan berbayar yang memungkinkan siapa saja membeli lencana terverifikasi centang biru untuk akun mereka.
Kontroversi kebijakan Elon Musk di Twitter
Sebagai pemilik saham mayoritas perusahaan swasta, tidak ada yang bisa memaksa Musk keluar.
Tetapi serangkaian keputusan yang membingungkan selama beberapa hari terakhir telah menyebabkan, beberapa pendukungnya bahkan yang terdekat, memutuskan hubungan dengannya.
Kebijakan Elon Musk di Twitter antara lain soal keputusan untuk menangguhkan akun yang melacak lokasi jet pribadinya minggu lalu diikuti dengan penangguhan massal jurnalis kritis yang melaporkan larangan tersebut.
Hal itu pada gilirannya menyebabkan eksodus beberapa pengguna yang terlibat ke jejaring sosial lain, terutama pesaing terdesentralisasi Mastodon, yang akunnya sendiri ditangguhkan karena mengunggah tautan ke akun pelacak jet di platform saingannya.
Pada Minggu (18/12/2022), Musk bereaksi dengan melarang semua tautan ke jejaring sosial lain.
Itu termasuk Mastodon, Instagram, Facebook, dan bahkan platform kecil seperti Nostr, yang digunakan oleh pendiri Twitter Jack Dorsey, dan Linktree, alat pembuatan homepage yang disukai oleh para influencer.
Larangan itu dibatalkan tak sampai satu hari, setelah adanya jajak pendapat Twitter dari akun Keamanan Twitter, dengan Musk mengatakan: “Ke depan, akan ada pemungutan suara untuk perubahan kebijakan besar. Permintaan maaf saya, tidak akan terjadi lagi.”
Musk sudah beberapa kali menggunakan jajak pendapat Twitter untuk membuat keputusan besar menurut laporan .
Diantaranya terkait penjualan sepersepuluh kepemilikan sahamnya di Tesla setelah satu jajak pendapat pada 2021.
Belum lama CEO SpaceX ini juga memulihkan akun Donald Trump hanya selang beberapa detik setelah jajak pendapat ditutup. Tak lama setelah menuruti “kehendak pengguna Twitter” itu dia berkicau “Vox Populi, Vox Dei” yang artinya “Suara rakyat, suara Tuhan.”
Namun, dalam banyak kasus, dia memberi kesan telah memutuskan hasilnya sebelum mengunggah jajak pendapat.
Musk sebenarnya telah mengumumkan penjualan kepemilikan Tesla-nya, misalnya, jauh sebelum dia melakukan pemungutan suara, dan rencananya untuk mengembalikan akun Presiden ke-45 AS telah dibahas bahkan sebelum dia membeli Twitter.
Gagasan mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif juga telah diisyaratkan jauh sebelum jajak pendapat Twitter dipublikasikan.
Dilansir dari Guardian, dia disebut telah memberitahu hakim Delaware soal rencananya untuk mengurangi waktunya di Twitter dan “mencari orang lain untuk menjalankan Twitter dari waktu ke waktu” pada 16 November.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.