Demo Besar-besaran Berujung Pembatasan Covid di China Dilonggarkan

redaksiutama.com – Otoritas China kini melonggarkan pembatasan virus Corona (COVID-19) secara nasional. Keputusan melonggarkan pembatasan Corona ini diumumkan usai masyarakat melakukan aksi protes besar-besaran.

Aksi ini diketahui memprotes kebijakan Corona yang ketat. Aksi tersebut bahkan meluas menjadi seruan kebebasan politik yang lebih besar.

Dilansir AFP, Rabu (7/12/2022), kemarahan publik terjadi atas kebijakan nol-COVID yang ketat, melibatkan lockdown ketat, tes Corona massal dan karantina lama bahkan untuk mereka yang tidak terinfeksi. Aksi ini telah memicu protes besar yang tidak terlihat di China sejak unjuk rasa pro-demokrasi tahun 1989 silam.

Di bawah panduan terbaru yang diumumkan Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), frekuensi dan ruang lingkup tes PCR akan dikurangi. Sebelumnya diketahui bahwa tes PCR diwajibkan bagi setiap warga yang beraktivitas, terutama saat mengakses tempat-tempat umum.

“Tes PCR massal hanya dilakukan di sekolah-sekolah, rumah sakit, panti jompo dan unit-unit kerja berisiko tinggi; dengan ruang lingkup dan frekuensi tes PCR akan semakin dikurangi,” sebut panduan terbaru itu.

Warga kini juga tidak lagi diwajibkan menunjukkan kode kesehatan warna hijau di ponsel mereka untuk bisa memasuki gedung dan tempat umum. Namun aturan itu masih akan diberlakukan untuk ‘panti jompo, institusi medis, taman kanak-kanak (TK), juga sekolah menengah dan sekolah tinggi’.

Simak halaman selanjutnya

Tidak hanya itu kebijakan Lockdown akan diperkecil skalanya, sedangkan orang-orang dengan kasus COVID-19 yang tidak parah bisa melakukan isolasi mandiri di rumah, bukan di fasilitas pemerintah terpusat seperti sebelumnya.

Panduan terbaru juga membatalkan karantina paksa untuk orang-orang yang terinfeksi namun tanpa gejala atau bergejala ringan.

“Orang-orang yang terinfeksi tanpa gejala dan kasus-kasus ringan yang memenuhi syarat untuk isolasi mandiri pada umumnya menjalani isolasi di rumah, atau mereka bisa secara sukarela memilih isolasi terpusat untuk pengobatan,” demikian bunyi panduan terbaru dari NHC.

Orang yang bepergian lintas provinsi juga saat ini tidak lagi perlu menunjukkan hasil tes. Serta tidak perlu lagi menjalani tes ulang saat kedatangan.

“Orang-orang yang bepergian lintas provinsi tidak perlu menunjukkan hasil tes 48 jam dan tidak perlu menjalani tes saat kedatangan,” imbuh panduan terbaru NHC.

Sementara itu, otoritas China juga akan mempercepat vaksinasi warga lanjut usia (lansia), yang sejak lama dipandang sebagai hambatan utama untuk pelonggaran pembatasan Corona.

Unjuk rasa langka menentang kebijakan nol-COVID yang diterapkan Partai Komunis yang berkuasa pecah di berbagai wilayah China pada akhir bulan lalu. Aksi protes itu meluas menjadi seruan untuk kebebasan politik yang lebih besar, dengan beberapa demonstran menyerukan Presiden Xi Jinping mundur.

Aksi protes itu ditindak tegas oleh otoritas China, namun langkah melonggarkan pembatasan Corona juga dilakukan pemerintah. Beberapa kota di negara itu secara tentatif membatalkan tes Corona massal dan pembatasan pergerakan.

error: Content is protected !!