redaksiutama.com – Bank of Canada, Rabu (7/12), menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,25 persen.
Dewan pimpinan bank sentral Kanada tersebut mempertimbangkan apakah suku bunga kebijakan perlu dinaikkan lebih lanjut untuk menyeimbangkan kembali penawaran dan permintaan, serta mengembalikan inflasi ke target.
“Kami teguh dengan komitmen kami untuk mencapai target inflasi 2 persen dan memulihkan stabilitas harga bagi warga Kanada,” kata bank dalam keterangan pers.
Inflasi indeks harga konsumen (CPI) Kanada masih bertahan di angka 6,9 persen pada Oktober. Banyak barang dan jasa yang secara rutin dibeli warga Kanada menunjukkan kenaikan harga yang besar.
Selain itu, ukuran inflasi inti masih di kisaran 5 persen dan tingkat perubahan inflasi inti tiga bulan telah turun, dengan indikator awal bahwa tekanan harga mungkin kehilangan momentum.
Namun, masih menurut bank sentral Kanada itu, inflasi masih terlalu tinggi dan ekspektasi inflasi jangka pendek masih tinggi. Semakin lama, para konsumen dan pelaku bisnis memperkirakan inflasi berada di atas target, sehingga semakin besar risiko peningkatan inflasi menjadi sulit diturunkan.
Menurut bank tersebut, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Kanada pada kuartal ketiga (Q3) lebih kuat dari yang diperkirakan. Perekonomian juga terus beroperasi dalam ekses permintaan. Selain itu, pasar tenaga kerja tetap ketat, dengan pengangguran mendekati level terendah dalam sejarah
Meski ekspor komoditas menguat, terdapat bukti yang berkembang bahwa kebijakan moneter yang lebih ketat menahan permintaan domestik, yakni konsumsi melambat pada Q3 dan aktivitas pasar perumahan terus menurun.
Bank sentral Kanada juga memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi negara itu pada dasarnya akan terhenti hingga akhir tahun ini dan paruh pertama (H1) tahun depan. Pengetatan kuantitatif berlanjut dan melengkapi kenaikan suku bunga kebijakan.