Banjir Nigeria Tewaskan Lebih dari 600 Orang, 1,4 Juta Warga Mengungsi

redaksiutama.com – a Kamis (20/10/2022).

Untuk menyelamatkan diri, orang-orang tampak mengarungi air yang mengalir deras, saling berpegangan agar tidak hanyut, menyeimbangkan koper, pakaian, dan makanan di atas kepala mereka.

Arus deras itu melanda Jalan Timur-Barat Nigeria, yang merupakan pintu gerbang ke minyak dan gas negara itu.

Banjir Nigeria kali ini adalah yang terburuk dalam 12 tahun dan menggenangi 33 dari 36 negara bagian.

“Kami tidak dapat mengakses Ahoada West lagi,” kata ketua pemerintah daerah Hope Ikiriko tentang daerah yang diwakilinya.

Dia mengungkapkan, 30 perahu membantu membawa orang ke kamp-kamp yang dibangun untuk menampung 150.000 pengungsi di daerah itu.

“Kami akan menyelamatkan orang-orang yang sampai sekarang tidak putus asa,” tambahnya.

Pihak berwenang Nigeria mengatakan, negara bagian Rivers, Anambra, Delta, Cross River, dan Bayelsa masih berisiko banjir hingga akhir November 2022.

Banjir Nigeria juga merusak atau menghancurkan 440.000 hektare lahan pertanian. Pejabat kesehatan memperingatkan, musibah ini dapat memperburuk wabah kolera yang sedang berlangsung, dan bahkan mengancam ekspor gas alam.

Pihak berwenang menyalahkan hujan lebat dan pelepasan air dari bendungan Lagdo di Kamerun atas banjir Nigeria , sementara para ahli menyebutkan bahwa pemanasan global dan perencanaan yang buruk memperparah bencana.

“Perubahan iklim memainkan peran besar dalam hal ini,” kata Hiba Baroud, profesor teknik sipil dan lingkungan di Universitas Vanderbilt.

“Tapi komponen lainnya adalah…kerentanan infrastruktur. Beginilah kita berakhir dalam bencana seperti ini.”

Indeks Adaptasi Global Notre Dame 2021 menempatkan Nigeria di antara 20 negara terbawah dalam kesiapannya beradaptasi dengan perubahan iklim.

Baroud melanjutkan, bendungan Nigeria yang dimaksudkan untuk menahan air Lagdo dari Kamerun sudah direncanakan tetapi tak kunjung selesai.

error: Content is protected !!
Exit mobile version