Agen China Suap Kolonel Taiwan untuk Menyerah Jika Perang Dimulai

redaksiutama.com

TAIPEI, KOMPAS.com – Jaksa di Taiwan mendakwa seorang perwira militer senior dengan korupsi dan merugikan keamanan negara.

Perwira berpangkat koloner tersebut didakwa menerima suap dari seorang agen China untuk bertindak sebagai mata-mata.

Dilansir , Selasa (22/11/2022), kolonel tersebut bahkan disebur menandatangani surat yang berjanji untuk menyerah ke Beijing jika terjadi invasi.

Kantor Kejaksaan Kota Kaohsiung menyebut nama kolonel itu sebagai Hsiang Te-en.

Taiwan berupaya melawan kampanye spionase Beijing untuk melemahkan angkatan bersenjata Taiwan dan menabur perbedaan pendapat di dalam pasukan.

China selalu memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.

Kantor Kejaksaan Kota Kaohsiung mengatakan, mereka berupaya menjatuhkan hukuman 12 tahun untuk Hsiang.

Hsiang selama empat tahun terakhir disebut menerima suap 560.000 dollar Taiwan (Rp 281 juta) dari seorang agen China yang juga seorang pensiunan perwira Taiwan.

Agen itu membujuk Hsiang, yang sudah berniat pensiun, untuk tetap bertugas sehingga dia bisa terus naik pangkat secara bertahap dan bertindak sebagai mata-mata.

Hsiang menandatangani surat untuk berjanji bahwa dia akan menyerah jika terjadi perang dengan China, tambah Kantor Kejaksaan Kota Kaohsiung.

Kantor Urusan Taiwan China tidak menanggapi permintaan komentar.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, Hsiang diduga melanggar undang-undang keamanan nasional dan anti-korupsi.

Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan, pihaknya akan terus bekerja sama dalam penyelidikan.

“Kasus ini menyoroti bahwa komunis China telah menjadi ancaman serius terhadap kami dalam hal penyusupan, perekrutan, pengumpulan informasi intelijen, dan pencurian rahasia,” kata Kementerian Pertahanan Taiwan.

Kementerian Pertahanan Taiwan menambahkan, pihaknya akan terus memperkuat pendidikan kontra-intelijen untuk perwira dan tentara serta memperdalam penyelidikan keamanan.

error: Content is protected !!
Exit mobile version