5 Fakta Kasus Polisi Bunuh Polisi di Riau, Kondisi Psikologis Pelaku Labil dan Belum Dapat Diperiksa

redaksiutama.com – Motif pembunuhan diduga karena Bripka WF tidak terima ditegur dan dihukum Aiptu Ruslan .

Penangkapan pelaku dilakukan oleh tim gabungan khusus bentukan Kapolda Riau , Irjen Pol Mohammad Iqbal, Rabu (21/12/2022).

Penangkapan dilakukan kurang dari 24 jam setelah pelaku membunuh korban di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Riau .

Pelaku ditangkap

Setelah melakukan pembunuhan, pelaku melarikan diri dan sempat dinyatakan masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).

Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto menjelaskan pelaku sempat bersembunyi dan saat ini sudah diamankan.

“Benar, sudah diamankan. Tim berhasil mengamankan pelaku setelah melalui pendekatan dengan keluarga. Setelah tahu tempat persembunyiannya, dia ( Bripka WF) langsung diamankan,” ujarnya dikutip dari TribunPekanbaru.com .

Ia menjelaskan proses penangkapan pelaku berjalan lancar karena adik pelaku merupakan anggota polisi di Polresta Pekanbaru.

“Berkat upaya pendekatan kemanusiaan yang berhasil dilakukan, kemarin pelaku WF berhasil kita temukan dan diantar oleh tim dan keluarga, menyerahkan diri ke Polda Riau untuk dilakukan proses hukum selanjutnya,” tambahnya.

Sunarto belum dapat menjelaskan proses penangkapan Bripka WF karena masih akan melakukan pemeriksaan.

“Nanti keterangan lebih lanjut akan saya informasikan kembali. Yang pasti, pelaku ditindak tegas dan diproses hukum pidana maupun profesi,” tegasnya.

Pelaku belum dapat dimintai keterangan

Kombes Pol Sunarto menjelaskan kondisi pelaku masih labil dan belum dapat dimintai keterangan.

“Hingga tadi malam yang bersangkutan belum bisa dimintai keterangan karena kondisi psikologisnya yang masih labil,” ungkapnya dikutip dari TribunPekanbaru.com .

Terkait kondisi pelaku yang masih labil, polisi akan segera melakukan pemeriksaan secara psikologis.

Dalam kasus ini polisi juga mengamankan beberapa barang bukti seperti sangkur yang digunakan pelaku untuk menikam korban.

Kronologi kejadian

Dilansir TribunPekanbaru.com, pada Selasa (20/12/2022) sekira pukul 15.45 WIB, Aiptu Ruslan mendatangi penjagaan SPN dan memanggil Bripka WF.

Aiptu Ruslan bertanya kepada Bripka WF alasan tidak mengikuti apel.

Bripka WF yang merupakan Bamin Gadik SPN Polda Riau mengatakan, dirinya diminta untuk berjaga sehingga tidak mengikuti apel.

Karena dianggap bersalah, Aiptu Ruslan menyuruh Bripka WF untuk push up sebagai hukuman.

Namun, hukuman tersebut ditolak oleh Bripka WF dan perselisihan sempat terjadi antara keduanya.

Aiptu Ruslan kemudian pergi mengikuti apel, sedangkan Bripka WF dipanggil perwira penjagaan dan diminta pulang.

Bripka WF datang kembali ke SPN Polda Riau sekitar pukul 19.15 WIB ditemani kedua orangtua dan adiknya.

Ia berusaha menemui pimpinan di SPN Polda Riau , namun hasil dari pembicaraan tersebut belum membuat Bripka WF merasa puas.

Bripka WF kemudian berlari ke arah penjagaan dan berkelahi dengan Aiptu Ruslan .

Ketika perkelahian Bripka WF menikam korban hingga jatuh ke tanah dan meninggal dunia.

Pelaku langsung kabur setelah menikam korban dengan senjata tajam.

Sosok Aiptu Ruslan

Aiptu Ruslan merupakan Banit Provos SPN Polda Riau dan meninggal dunia di usia 47 tahun.

Dikutip dari TribunPekanbaru.com , Aiptu Ruslan lahir di Bagansiapiapi tanggal 17 November 1975.

Aiptu Ruslan merupakan anak kesembilan dari sepuluh orang bersaudara.

Ia memiliki seorang istri bernama Rosa Yushanita dan dari pernikahannya lahir empat orang anak.

Anak-anak Aiptu Ruslan bernama Gana Rian Pratama, Syahrira Maharani, Hasiki Ziza Salsabilla dan Muhammad Farel Abiyu.

Aiptu Ruslan lulus SMA tahun 1994 dan melanjutkan di kepolisian.

Ia tercatat sebagai Seba Polri dan lulus tahun 1997.

Di mata keluarga, Aiptu Ruslan merupakan sosok yang baik dan peduli ke orang lain.

Keponakan Aiptu Ruslan, Nanda Sazali menjelaskan Aiptu Ruslan selalu menjaga silaturahmi di mana pun berada.

“Kalau ditanya Ruslan polisi, maka orang akan tahu dia ini sosok yang selalu menjaga silaturahmi. Baik di kampung beliau di Kubu, Rohil. Kalau di Pekanbaru ini ada di Tanjung Palas, kemudian di Dumai, Bengkalis.”

“Beliau sosok yang cukup menjalin silaturahmi dan peduli sesama,” terangnya dikutip dari TribunPekanbaru.com .

Anak Aiptu Ruslan bercita-cita menjadi polisi

Nanda Sazali menceritakan Aiptu Ruslan berharap anak pertamanya mengikuti jejak sebagai anggota polisi.

“Almarhum waktu saya umrah sebulan lalu, beliau (Aiptu Ruslan) meminta doa bagaimana anaknya Gana Rian Pratama, dapat mengikuti tes (polisi),” tambahnya.

Menurut Nanda hal itu tidak hanya keinginan Aiptu Ruslan , namun juga anaknya yang bertekad meneruskan perjuangan ayahnya.

Ia berharap Kapolda Riau memberikan kesempatan kepada anak Aiptu Ruslan , Gana Rian Pratama (21) untuk menjadi anggota polisi.

“Kemarin sudah tes 2 kali gagal. Mudah-mudahan ini menjadi perhatian khusus Bapak Kapolda Riau . Kami mohon Pak Kapolda dengan sangat, mohon diprioritaskan anak beliau,” pungkasnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunPekanbaru.com/Rizky Armanda)

Kandas, Aiptu Ruslan Polisi yang Tewas Ditikam Sesama Polri Berencana Umrah pada Februari 2023

Privacy Policy

We do not collect identifiable data about you if you are viewing from the EU countries.For more information about our privacy policy, click here

Kandas, Aiptu Ruslan Polisi yang Tewas Ditikam Sesama Polri Berencana Umrah pada Februari 2023

Ahli Psikolog Forensik: Bharada E Emosinya Labil dan Tingkat Kepatuhan Tinggi, Sangat Melihat Status

Selain Dituduh Rusak Koper, Adik Dibunuh karena Letakan Tumpukan Kayu di Dekat Rumah Pelaku

Ratusan Peserta Ikuti Ujian Seleksi PPPK Formasi Tenaga Kesehatan di Lingkungan Pemprov Riau

Pastikan Tak Ada Pungli Pembuatan SIM, Kapolda Riau Irjen M Iqbal Sidak Satpas Polresta Pekanbaru

Perampokan di Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Polisi Periksa 40 Saksi dan Kantongi Identitas Pelaku

Profil Aminah Cendrakasih Mak Nyak Si Doel Anak Sekolahan, Awali Karier sebagai Model

Dianggap Bohong saat Beri Keterangan soal Kasus Brigadir J, Kuat Maruf: Saya Sakit dengan Bahasa Itu

Saksi Ahli Pidana Ferdy Sambo: Korban Tidak Mungkin Mati Dua Kali, Jadi Pelakunya Pasti Satu

Iriana Jokowi Bakal Jahit Bendera Merah Putih pada Peringatan Hari Ibu 2022 di Bengkulu

Aparat Jadi Beking, IPW Desak Presiden Serius Bentuk Satgasus Guna Tertibkan Mafia Tambang

error: Content is protected !!