redaksiutama.com – Kebakaran terjadi di penjara Evin yang terkenal di Teheran yang dipicu ketegangan akibat kematian Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun di tahanan Iran. Empat orang tewas dalam kejadian ini.
Dilansir AFP, Senin (17/10/2022), pihak berwenang Iran menyalahkan kebakaran itu pada “kerusuhan dan bentrokan” di antara para tahanan. Tetapi kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan mereka tidak terlalu percaya pada versi resmi peristiwa tersebut.
“Empat tahanan meninggal karena menghirup asap yang disebabkan oleh api, dan 61 terluka,” situs web otoritas kehakiman Mizan Online melaporkan.
Empat lainnya dalam “kondisi serius”, katanya, seraya menambahkan bahwa api telah padam.
Kerabat dan kelompok hak asasi narapidana menyuarakan ketakutan besar bagi para narapidana, dan mengatakan pihak berwenang telah menggunakan gas air mata di fasilitas itu.
Tembakan dan ledakan terdengar selama kobaran api dari dalam kompleks, diterangi oleh api dan diselimuti oleh asap, dalam rekaman video yang diposting di saluran media sosial.
Kebakaran terjadi setelah empat minggu protes atas kematian Amini yang berusia 22 tahun, menyusul penangkapannya karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita.
Gelombang demonstrasi telah berubah menjadi gerakan anti-pemerintah utama di republik Islam itu, menghadapi kepemimpinan ulamanya dengan salah satu tantangan terbesarnya sejak penggulingan Syah pada 1979.
Evin, yang terkenal dengan perlakuan buruk terhadap tahanan politik, juga menahan tahanan asing dan ribuan orang menghadapi tuntutan pidana.
Ratusan dari mereka yang ditangkap selama demonstrasi baru-baru ini dan dalam tindakan keras terhadap masyarakat sipil telah dikirim ke sana.
“Kami tidak menerima penjelasan resmi,” kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Norwegia, menambahkan bahwa pihaknya telah menerima laporan bahwa penjaga telah berusaha untuk “menghasut” para tahanan.