Tips Menjaga Berat Badan Setelah Liburan demi Cegah Obesitas

redaksiutama.com – Obesitas atau kelebihan berat badan terus menjadi “musuh” laten dalam dunia kesehatan di dunia. Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, hampir 60 persen orang Eropa mengalami obesitas .

Pandemi yang berkepanjangan juga membuat sebagian masyarakat memiliki indeks massa tubuh berlebihan, sehingga berisiko menghadapi berbagai gangguan kesehatan dan bahkan kematian.

Dilansir Associated Press, laporan yang dirilis awal pertengahan tahun lalu tersebut juga membuat kesimpulan yang jelas, bahwa lebih dari 1,2 juta kematian per tahun di Eropa disebabkan obesitas .

Menurut para pakar kesehatan, fakta ini bisa dipahami karena kondisi berat berlebihan memang bisa mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan, seperti kanker dan penyakit kardiovaskular.

Menurut laporan tersebut, 200.000 kasus baru kanker ditemukan setiap tahun akibat kelebihan berat badan dan obesitas . Kondisi ini juga memicu munculnya komplikasi muskuloskeletal, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan setidaknya 13 jenis kanker.

Menurut data Nutrifood Research Center yang dibagikan pada Mei lalu, kenaikan berat badan yang dialami banyak orang selama masa liburan paling lama tetap bertahan pada waktu enam minggu setelah liburan .

Meskipun relatif kecil, tetapi disebutkan berpengaruh signifikan terhadap kenaikan berat badan tahunan. Kenaikan berat badan saat liburan menyumbang 51 persen dari kenaikan berat badan tahunan. Jika tidak diperhatikan dengan baik, kondisi tersebut dapat menyebabkan masalah kegemukan di usia lanjut dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Peneliti dan Edukator Kesehatan Nutrifood Research Center Rendy Dijaya mengatakan, berbagai penelitian menemukan bahwa aktivitas berpuasa mampu menurunkan berat badan. Akan tetapi, berat badan berpotensi kembali naik drastis akibat makan berlebih (over eating) hingga kelebihan kalori.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga berat badan seusai liburan antara lain menghindari makan dalam porsi besar, memilih menu seimbang, dan memerhatikan asupan gula, garam, dan lemak.

“Caranya dengan mengambil porsi kecil yang lebih bermanfaat untuk menjaga kelebihan kalori. Kalau porsinya besar kan space-nya banyak, jadi kelebihan kalori. Selain itu menu harus bergizi seimbang secara nutrisi makro (karbohidarat protein lemak) maupun mikro (vitamin mineral),” kata Rendy.

Rendy juga menyebutkan, asupan gula, garam, dan lemak bukan berarti tidak boleh dikonsumsi sama sekali, tetapi asupannya harus diperhatikan dan tidak boleh berlebih. Batasan maksimal asupan harian untuk gula 50 gram, garam 5 gram, dan lemak 67 gram.

“Cara membatasi gula yaitu dengan mengonsumsi yang manis alami seperti dari buah atau dengan pemanis rendah kalori. Untuk mengurangi garam, cukup dengan penggunaan rempah, jamur, dan mengurangi kondimen seperti pakai saus, sambal, kecap. Untuk mengurangi lemak bisa kurangi metode masak deep fry karena ketika menggoreng, lemak itu menyerap ke makanan apalagi yang bertepung,” katanya.

Menurut Rendy, ketika orang menurunkan berat badan dengan cepat dan berat badan turun drastis, berat badan yang dicapai akan sulit dipertahankan. Ujung-ujungnya, berat badan akan naik bahkan lebih parah dari sebelumnya.

Justru, penurunan berat badan secara perlahan dan sedikit demi sedikit sekitar 5%-10% akan memberikan manfaat yang baik buat kesehatan. Camilan juga sering kali direkomendasikan seusai mengartikan “makan dengan porsi kecil”.

Padahal, orang kerap tidak sadar bahwa camilan justru mampu memberikan sumbangan kalori yang begitu besar meski ukurannya kecil. Nastar, misal, satu buah saja mengandung 80 kalori.

“Yakin cuma satu? Sudah setara kalori sarapan kalau makan lima biji. Sebaiknya pilih camilan yang sehat,” ujarnya.

Aktif bergerak

Tinjauan yang diterbitkan American Journal of Public Health menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik yang tinggi bisa membantu mencegah kenaikan berat badan setelah program diet.

Certified Nutrition and Wellness Consultant Aldis Rusli, SKM, CNWC, juga mengatakan, masyarakat sebaiknya tidak percaya mitos yang menyebutkan bahwa menjaga berat badan cukup dengan menjaga pola makan. Masih ada dua hal yang tak kalah penting, yaitu menjaga waktu istirahat atau tidur, serta aktivitas fisik alias olahraga.

“Untuk tidur, usahakan durasi istirahatnya mencapai 7-8 jam per hari. Jika kurang dari 5 jam per hari, maka akan juga berisiko mengalami kenaikan berat badan,” tutur Aldis, yang juga merupakan Co-Founder MUFIT.

Sementara untuk aktivis fisik, tergantung tujuan masing-masing. Olahraga dengan intensitas tinggi membantu mencegah kenaikan berat badan dan juga menjaga penurunan berat badan karena adanya program diet, misalnya.

Ada tiga jenis olahraga yang memberikan dampak dengan fungsi spesifik. Ada stretching namun perbanyak gerakan statis, aerobik seperti joging dan sepeda, serta olahraga strength dengan cara latihan beban atau menggunakan alat berat.***

error: Content is protected !!