Sukses di Perancis, Film Full Time Tayang di Indonesia

TABLOIDBINTANG.COM – Film Perancis ini menceritakan tentang aktivitas sehari-hari. Namun, sineas Eric Gravel ini dengan jenius mengembangkan menjadi naskah dengan pengadeganan intens, penokohan kuat plus dieksekusi dengan jeli, sehingga bisa menghasilkan film mendebarkan. Contoh aktualnya ada di film A Plein Temps alias Full Time.

Film ini menampilkan Laure Calamy sebagai pemeran utama. Ide ceritanya tentang Ibu dua anak yang mencari nafkah untuk menghidupi keluarga setelah cerai dari suaminya. Tema seperti ini sudah biasa. Namun, Full Time beda dan jauh lebih menegangkan dari biasanya.

Sebagai informasi, film ini tidak tayang di bioskop. Anda bisa menyaksikannya secara legal lewat platform streaming KlikFilm mulai 16 Juli 2022.

Julie (Laure Calamy) cerai dari Alex. Ia tinggal di pinggiran kota Paris bersama buah hatinya, Chloe (Sasha Lemaitre Cremaschi) dan Nolan (Nolan Arizmendi). Beberapa hari terakhir, suaminya mendadak tak bisa dihubungi. Julie menyambung hidup dengan bekerja di hotel berbintang.

Harusnya situasi ini tidak terlalu berat. Jadi berat, karena Prancis dihantam aksi mogok kerja berhari-hari. Transportasi umum seperti bus dan kereta api lumpuh. Taksi langka. Julie mesti berangkat pagi-pagi buta dan menitipkan dua anaknya pada Bu Lusigny (Genevicie Mnich).

Celakanya, Lusigny keberatan dengan dua faktor. Pertama, Nolan banyak tingkah. Kedua, putrinya tak setuju Lusigny di usia senja masih bekerja sebagai pengurus anak. 

Situasi merumit akibat politik kantor. Julie diam-diam melamar kerja ke perusahaan lain demi nasib yang lebih baik. Lalu, ada karyawan yang mengadukannya ke manajer hotel, Sylvie (Anne Suarez).

Ketiga, tata musik besutan Irene Dresel. Cenderung monoton, bertempo cepat, seolah ada sesuatu yang harus dikejar dan bikin kita makin tak tenang. Eric Gravel memberi ruang kepada audiens untuk mengenal keseharian Julie dengan lebih intens.

Hingga di menit ke-60, penonton masih terjebak dalam rasa penasaran. Banyak pertanyaan yang menggelayut tentang nasib Julie dan anak-anaknya. Walhasil, drama rumahan ini menjelma thriller yang bikin penonton kepikiran, kecipratan sensasi tergesa-gesa, berkejaran dengan waktu, dan paling penting berempati pada tokoh utama. Kita ikut memiliki kehidupan Julie yang tak sempurna dan amburadul.

Selain kinerja sang sutradara yang ciamik, pujian patut diberikan kepada Laure Calamy yang tampil konsisten. Konsisten stres, senewen, putar otak, kesepian sometimes, namun tetap meyakini bahwa menyerah bukanlah pilihan.

Akhir film ini tak 100 persen melegakan. Tak 100 persen menjawab semua persoalan. Mengapa? Karena hidup pada hakikatnya lepas dari masalah satu lalu diadang yang lain. Namun dari mata yang berkaca, merekahnya senyum, dan lambaian tangan, kita tahu selalu ada harapan di balik pekatnya problema.

Full Time menegangkan, menghibur, menjebak kita dalam beragam emosi. Ia bikin kita tergopoh-gopoh nyaris di sepanjang film. Di ujung, kita malah pengin memeluk sang tokoh utama. 

Artikel ini bersumber dari www.tabloidbintang.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!