redaksiutama.com – Populasi Australia menjadi lebih kecil dan lebih tua dari yang diproyeksikan sebelumnya akibat dampak pandemi COVID-19, lapor Xinhua pada Kamis.
Menurut data yang dirilis pada Rabu (4/1) dari laporan populasi tahunan pemerintah, populasi Australia tumbuh hanya 0,1 persen, atau 33.000 jiwa, pada tahun fiskal penuh pertama dengan COVID-19.
Pusat Kependudukan Australia kini memproyeksikan bahwa populasi akan tumbuh menjadi 26,3 juta jiwa per akhir tahun fiskal 2022-2023, turun 600.000 dari perkiraan sebelum pandemi.
Populasi Australia diprediksi akan mencapai angka 29,9 juta jiwa pada 2032-2033, mundur dua tahun dari yang diproyeksikan sebelumnya. Sementara itu, median usia warga Australia akan menjadi 40,1 tahun.
Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers menyebut kabar bahwa populasi Australia akan semakin mengecil dan menua sangat memprihatinkan.
“Ketika perekonomian mulai pulih dari kondisi terburuk akibat pandemi, masalah krisis tenaga kerja dan keterampilan yang ‘melumpuhkan’ kini menghambat pertumbuhan bisnis dan ekonomi kita,” ujar Chalmers seperti dikutip Australian Associated Press pada Rabu.
Akibatnya, Australia kemungkinan akan lebih bergantung pada migran untuk mengisi kekurangan tenaga kerja.
Pada 2022, pemerintah yang baru terpilih sepakat untuk meningkatkan level penerimaan migran tahunan dari 160.000 menjadi 195.000 orang, dan saat ini tengah meninjau ulang sistem imigrasi.
Menurut Chalmers, kebijakan imigrasi yang dikelola dengan baik merupakan kunci untuk pembangunan ekonomi masa depan Australia, tetapi tidak dapat menggantikan upaya pelatihan tenaga kerja lokal.