Penyakit Diabetes Bisa Sebabkan Gangguan Retina Mata

redaksiutama.com – Komponen gula sebetulnya dibutuhkan oleh tubuh untuk beraktivitas dan berperan penting dalam metabolisme. Hanya, jika jumlahnya terlalu banyak akan menyebabkan gangguan pada tubuh.

Salah satunya tubuh tidak bisa memanfaatkan keberadaan gula, sehingga tidak bisa masuk ke dalam sel. Akibatnya fungsi organ tubuh jadi terganggu, bahkan bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal dan metabolisme terhambat.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam dr Decsa Medika Hertanto, SpPD, ada dua tipe penyakit diabetes atau penyakit karena kandungan gula yang berlebih dalam tubuh.

Tipe 1 adalah gangguan hormonal atau defisiensi insulin sehingga tubuh tidak bisa diproduksi. Tubuh benar-benar berhenti memproduksi insulin karena kerusakan sel pankreas yang memproduksi insulin oleh sistem kekebalan tubuh. Organ pankreasnya tidak memproduksi insulin lagi sehingga harus menerima suplai insulin dari luar tubuh secara rutin.

Sedangkan diabetes tipe 2 adalah kondisi ketika kadar gula darah melebihi nilai normal akibat resistensi insulin.

“Beberapa gejala diabetes yang perlu diwaspadai antara lain gampang haus, gampang lapar, kadang disertai penurunan berat badan, serta banyak buang air kecil,” ujar Decsa saat menjadi narasumber Medical Media Marathon dalam Instagram Live Ikatan Dokter Indonesia.

Sedangkan gejala diabetes melitus yang sudah masuk ke dalam tahap komplikasi akan bervariasi. Misalnya mata kabur, kulit mudah kering, jantung mudah berdebar, sesak nafas, atau luka sulit sembuh.

Kebanyakan pasien diabetes , kata Decsa, datang ke dokter saat gejalanya sudah komplikasi. Karenanya, menjadi penting untuk selalu memeriksa rutin kandungan gula dalam darah.

Dikatakan, diabetes tidak bisa dikatakan sembuh total, hanya dapat dikendalikan. Untuk screening pertama adalah mengetahui jejak genetik karena diabetes ini penyakit yang diturunkan. Sehingga, bila mengetahui ada anggota keluarga yang diabetes , sebaiknya harus sudah segera mengubah pola hidup untuk mencegahnya.

Dia mengatakan, diabetes adalah “ibu” dari segala penyakit. Ini karena dampak yang ditimbulkan penyakit ini bisa menyerang ke seluruh tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kandungan gula yang tinggi dapat merusak sel dan jaringan organ dalam tubuh, termasuk memengaruhi kesehatan mata.

Dokter spesialis mata dr Ferdiriva Hamzah, SpM(K) mengatakan mata adalah salah satu organ dalam tubuh yang gampang rusak karena diabetes . Dikenal dengan sebutan diabetik retinopati (DR). Penderita diabetes yang sudah mengidap selama 10 tahun, kemungkinan terkena DR sekitar 50 persen. Untuk fase awal, pasien DR tidak merasakan gejala sama sekali.

“Tapi seiring tingkat keparahannya, gangguan DR ini akan semakin parah, dan pada mata akan semakin blur (buram). Yang mana jika kadar gula dalam darah tidak dikontrol, maka progresivitas sakitnya akan semakin cepat, dan jika sudah rusak bersifat permanen,” kata Riva.

Dijelaskan Riva, DR itu menyerang bagian retina, yakni bagian mata yang mengubah cahaya menjadi sinyal saraf untuk diteruskan ke otak. Saat retina terganggu, tidak akan terlihat kasat mata seperti misalnya mata merah, bengkak, atau mata sayu.

Kaitan diabetes dengan DR ada pada gangguan pembuluh darah pada retina. Dinding pembuluh darah ini mudah pecah karena dampak dari penyakit diabetes . Karena pembuluh darahnya rusak, maka di sekitar retina bisa muncul pembuluh darah baru. Hanya, pembuluh darah baru ini dindingnya tipis yang juga mudah rusak atau pecah.

“Pasien DR rata-rata mengalami pandangan buram di tahap awal penyakit ini. Kelamaan akan berkabut, rata-rata di sini orang mulai memilih kacamata sebagai alat bantu. Bisa juga kemudian ada floaters, atau terlihat seperti ada bayang-bayang yang melayang. Itu biasanya terjadi jika pembuluh darah di retina sudah pecah,” ujar Riva.

Tidak paham

Karena minimnya kewaspadaan, pasien DR yang datang ke dokter spesialis mata adalah mereka yang sudah lansia. Merasa penglihatannya terganggu lalu ke optik membuat kacamata. Ternyata tidak berpengaruh sehingga datang ke spesialis mata, dan ternyata mengalami DR.

Untuk penanganannya bisa menggunakan obat atau injeksi pada mata. Ada juga pengobatan dengan laser dan jalan terakhir adalah operasi retina.

“Yang perlu dipahami, perawatan DR dan tindakan penanganannya ini cukup mahal, baik dengan BPJS atau tidak. Hanya saja, sifat dari penyakit ini bisa permanen. Bahkan operasi retina pun tidak dapat mengembalikan penglihatan dengan utuh, namun hanya mempertahankan kualitas penglihatan yang masih ada,” kata Riva.

Sementara itu, dokter spesialis kesehatan olahraga, dr Andhika Raspati, SpKO menyarankan agar setiap orang, terutama yang mengidap diabetes dan atau DR, tetap rutin berolahraga sebagai bagian dari perilaku hidup sehat harian.

Dikatakan, olahraga dapat membantu meningkatkan kebugaran tubuh, terutama manfaat dari penguatan otot.

Dhika menjelaskan, otot tubuh yang baik juga memiliki peran untuk menyerap gula dalam darah, sehingga baik bagi penderita diabetes yang kelebihan kandungan gula dalam darah.***

error: Content is protected !!