redaksiutama.com – Akhir tahun menjadi kesempatan emas untuk meluangkan waktu dan liburan . Banyak agenda yang bisa direncanakan untuk bisa diwujudkan pada saat liburan .
Jelang libur Natal dan Tahun Baru, biasa dimanfaatkan orang-orang untuk pergi ke tempat-tempat liburan yang seru.
Akan tetapi, memanfaatkan waktu liburan tidak melulu soal pergi ke tempat-tempat liburan yang asyik dan hits. Namun, liburan juga tentang beristirahat dan sejenak meninggalkan keramaian dan rutinitas sehari-hari yang menyibukkan.
Liburan tidak harus selalu pergi ke tempat-tempat yang jauh atau bahkan ramai. Hal itu karena orang lain pun akan berpikiran sama sehingga pada akhirnya yang didapatkan dari liburan bukanlah ketenangan, melainkan hiruk pikuk yang lain.
Ada satu tempat yang bisa menyediakan segala kenyamanan tanpa harus mengosongkan kantong Anda. Tempat tersebut bernama rumah .
Definisi rumah bisa berbeda bagi setiap orang. Rumah tidak hanya merujuk kepada tempat di mana kita tinggal, namun bisa juga mendapatkan arti yang lain. Misalnya seperti dari mana kita berasal, di mana kita lahir, ataupun tempat di mana orang-orang terkasih berada.
Terdapat alasan ilmiah mengapa rumah bisa menjadi pilihan yang tepat ketika Anda akan menghabiskan waktu untuk liburan .
Tanpa sadar, rumah begitu terikat dengan jiwa seseorang. Bagi sebagian orang, rumah tidak hanya tentang tempat ia lahir dan tumbuh. Rumah adalah tempat penyembuhan dari segala luka, dan tempat kembali setelah sekian lama pergi.
Secara psikologis, rumah sangat berkaitan erat dengan keadaan emosional seseorang. Coba tanyakan hal ini kepada orang yang mengalami penggusuran, atau mereka yang terpaksa harus pindah tempat tinggal.
Para psikolog bahkan punya beberapa istilah untuk menggambarkan orang-orang yang punya ikatan kasih sayang yang erat dengan rumah . Misalnya istilah topofilia, rootedness, dan ketertarikan terhadap suatu tempat.
Bahkan, psikolog menyebutkan bahwa perasaan emosional seseorang terhadap rumah bisa setara dengan rasa sayangnya terhadap manusia.
Seorang profesor di bidang arsitektur bernama Kim Dovey menyebutkan bahwa tempat kita tinggal bisa menjadi identitas berupa perasaan tentang seperti apa diri kita.
Selain pandangan dari seorang profesor arsitektur, ikatan emosional tentang rumah juga diberikan oleh psikolog lingkungan. Menurut mereka, rumah juga bisa mencakup tentang orang-orang, tempat, benda, dan bahkan kenangan.
Oleh karena itu, faktor psikologis bisa menjadi pertimbangan mengapa rumah bisa menjadi tempat yang tepat untuk mengisi waktu liburan .
Liburan tak hanya soal healing ke tempat-tempat asing yang dekat maupun jauh. Liburan juga bisa diisi dengan bersilaturahmi kepada orangtua, atau bahkan teman yang sudah jarang ditemui.***