redaksiutama.com – PIKIRAN RAKYAT – Cakupan imunisasi anak sempat menurun drastis selama masa pandemi dua tahun terakhir. Pemerintah tengah menggenjot cakupan imunisasi agar bisa menjangkau 1,4 juta anak.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan , selama dua tahun terakhir, yaitu sejak 2020 hingga 2021, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis.
Pada 2020, target imunisasi sebesar 92 persen dari 4.416.309 anak, yakni 4.063.004 anak. Namun cakupan yang dicapai pada 2020 itu sebesar 84 persen, yaitu 3.709.670 anak.
Kemudian pada 2021, imunisasi ditargetkan mencapai 93 persen dari 4.148.867 anak, yakni 3.858.446 anak.
Namun cakupan yang dicapai pada 2021 sebesar 84,2 persen, yaitu 3.493.346 anak. Ada sekira 1,7 juta bayi yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021.
Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek , Muhammad Hasbi mengatakan, pada tahun 2022 ini, jumlah anak yang diimunisasi ditargetkan mencapai 4.154.758 anak.
Menurutnya, Kemendikbudristek tengah berupaya turut mendukung peningkatan capaian imunisasi nasional. Hal itu utamanya setelah melihat data terakhir tentang cakupan imunisasi.
“Meskipun kita telah mengetahui betapa pentingnya imunisasi bagi kesehatan anak-anak kita, data menunjukkan bahwa cakupan imunisasi, terutama sejak masuknya Pandemi Covid-19, perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari kita semua,” katanya dalam keterangan pers pada Jumat, 2 Desember 2022.
Kemendikbudristek dikatakannya telah menggelar kegiatan imunisasi bertajuk “Semarak Sehat Imunisasi, Sehat Anak Negeri”. Kegiatan tersebut telah diselenggarakan di SDN 5 Bendungan Hilir, Jakarta, pada Rabu, 30 November 2022.
Menurutnya, sebanyak 100 siswa diimunisasi dalam kegiatan tersebut. Mereka berasal dari 10 satuan pendidikan, yaitu SDN Benhil 01, SDN Benhil 05, SDN Benhil 09, SDN Kebon Kacang 01, SDN Kebon Melati 01, SD IT Al Abrar, SDN Karet Tengsin 21, SDN Karet Tengsin 13, SDN Benhil 12, dan SDN Kampung Bali 07.
Sebelumnya, pada Agustus 2022, kata Hasbi, Kemendikbudristek telah meluncurkan Gerakan Sekolah Sehat untuk mewujudkan anak Indonesia yang sehat, kuat, dan cerdas berkarakter.
Ada tiga prioritas yang perlu dicapai melalui Gerakan Sekolah Sehat, yaitu sehat bergizi, sehat fisik, dan sehat imunisasi.
Sehat bergizi diperoleh dengan memberikan pemahaman gizi seimbang. Kemudian untuk mencapai sehat fisik, ada beberapa pembiasaan yang perlu dilakukan, misalnya melakukan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) seminggu sekali atau melakukan pembiasaan jalan kaki.
Ia mengatakan, pada sehat imunisasi, ada tiga hal yang bisa dilakukan, yaitu pemeriksaan status atau riwayat imunisasi, pemberian rekomendasi untuk melengkapi imunisasi, dan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah sebagai pemberian imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah.
Imunisasi dapat mengurangi dan menghilangkan kecemasan anak tertular penyakit berbahaya sehingga anak merasa lebih yakin dalam menjalani proses tumbuh kembangnya dengan sehat dan aman. Imunisasi juga terbukti memberikan perlindungan secara cepat, aman, dan sangat efektif.
Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi.
Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau diminum (oral). Setelah vaksin masuk ke dalam tubuh, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi membentuk antibodi.
Reaksi ini sama seperti jika tubuh kemasukan virus atau bakteri yang sesungguhnya. Antibodi selanjutnya akan membentuk imunitas terhadap jenis virus atau bakteri tersebut.
Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan , Yudhi Pramono mengatakan, imunisasi anak penting untuk menjaga kesehatan anak.
“Imunisasi lengkap mampu memutus mata rantai penularan penyakit menular tertentu dalam masyarakat jika proporsi penduduk yang terimunisasi mencapai di atas 95 persen,” kata Yudhi. (Muhammad Ashari)***