Overthinking Bukan Penyakit Mental, Pahami Cara Mengatasinya

redaksiutama.com – Sering kesulitan tidur di malam hari dan terlalu banyak memikirkan sesuatu bisa jadi tanda overthinking.

Beberapa orang berpikir overthinking adalah sebuah pemecahan masalah, namun kebiasaan ini biasanya tidak memberikan resolusi apa pun.

Faktanya, perilaku ini menciptakan lebih banyak stres dengan berfokus pada hal-hal negatif, memikirkan masa lalu, dan mengkhawatirkan masa depan.

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, seorang psikoterapis, Natacha Duke, MA, RP, pun menjelaskan overthinking, bagaimana ini bukan penyakit mental dan langkah-langkah untuk mengatasinya.

Overthinking bukanlah penyakit mental

Menurut Duke, overthinking bukanlah kondisi kesehatan mental meskipun ini bisa menjadi gejala depresi atau gangguan kecemasan umum (GAD).

GAD biasanya ditandai dengan kecenderungan untuk khawatir secara berlebihan tentang beberapa hal.

“Seseorang dapat mengembangkan GAD karena gen mereka. Atau bisa juga karena faktor kepribadian seperti ketidakmampuan untuk mentolerir ketidakpastian dalam hidup,” terangnya.

“Ini bisa juga karena pengalaman hidup. Biasanya, overthinking adalah kombinasi dari ketiganya,” sambung dia.

Mereka yang menderita GAD mungkin mengalami:

• Khawatir secara berlebihan tentang beberapa hal selama setidaknya enam bulan.

• Kesulitan mengendalikan kecemasan yang dapat mengganggu kemampuan untuk berfungsi.

• Gejala fisik GAD dapat mencakup kegelisahan, kesulitan berkonsentrasi, dan masalah tidur.

Perbedaan overthinking dan problem solving

Problem solving atau pemecahan masalah adalah keterampilan yang hebat untuk dimiliki dan bisa sangat produktif.

Mungkin mudah untuk percaya bahwa semua kekhawatiran dan overthinking sebenarnya adalah pemecahan masalah. Tetapi ada perbedaan utama.

“Ketika masalah muncul dengan sendirinya, melakukan brainstorming tentang solusi yang mungkin adalah strategi koping yang positif,” kata Duke.

“Dengan overthinking, yang terjadi adalah kita merenung, di mana kita mengulang-ulang masalah lagi dan lagi. Tetapi tidak ada resolusi nyata.”

“Kita terjebak dalam lingkaran pemikiran dan berakhir di tempat kita memulai. Dalam beberapa kasus, kita bahkan berakhir dengan lebih banyak kekhawatiran dan kecemasan,” jelasnya.

Jadi, lakukan yang terbaik untuk mengenali kapan kita overthinking dan mengalihkan perhatian sampai kita siap untuk mengatasi masalah dengan cara yang bermanfaat.

Cara mengatasinya

Jika kita menyadari diri kita terlalu banyak berpikir, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membatasi kekhawatiran dan mengatasinya dengan cara yang lebih sehat.

Apabila kita berjuang untuk mematikan pikiran di malam hari atau overthinking yang mengganggu atau memengaruhi kehidupan sehari-hari, bicarakan dengan dokter atau terapis untuk membantu mengatasinya.

“Perawatan yang paling efektif adalah terapi perilaku kognitif,” ujar Duke.

Menurutnya, terapis biasanya akan menantang pikiran negatif kita dan mengembangkan keterampilan yang dapat membantu mengurangi kekhawatiran kita.

Duke juga mengatakan bahwa strategi koping positif seperti meditasi, membaca, atau menuliskan kekhawatiran dapat membantu mengurangi kecemasan kita.

Penting juga untuk memastikan bahwa kita memiliki dukungan sosial yang memadai dan menolak keinginan untuk menyimpan segala sesuatunya di dalam hati.

Selain itu, jangan lupa melakukan kebiasaan sehat seperti mengonsumsi makanan seimbang dan berolahraga.

“Perhatikan berapa banyak kafein atau alkohol yang dikonsumsi, karena ini dapat meningkatkan kecemasan,” Duke mengingatkan.

“Cobalah juga untuk menghindari terlalu sedikit atau terlalu banyak waktu luang dan terlibat dalam banyak media sosial atau konsumsi berita, karena hal-hal ini bisa menambah kecemasan,” saran dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!