redaksiutama.com – atau tidak, sebagian besar waktu kita “habis” untuk urusan pekerjaan. Meskipun kebanyakan orang secara tertulis “hanya” bekerja delapan jam perhari. Faktanya, tuntutan pekerjaan mengharusnya banyak profesional bekerja hingga 10 atau 14 jam per hari.
Di luar itu, akhir pekan tidak sedikit yang diminta untuk lembur. Bagi yang bekerja di kota besar seperti Jakarta, tantangannya jauh lebih besar lagi. Sebagian besar profesional yang tinggal di kota-kota penyangga harus merelakan waktu 1,5 hingga 4 jam setiap hari untuk berangkat dan pulang bekerja.
Waktu yang dihabiskan di jalan tersebut bisa jadi jauh lebih lama pada momen-momen tertentu, khususnya setelah hujan lebat atau ketika terjadi banjir.
Jika kita bekerja 40 jam dari 168 jam seminggu, itu hampir seperempat dari minggu kita dihabiskan di tempat kerja. Tentu saja, kita mungkin ingin memastikan jam-jam itu lebih menyenangkan atau membahagiakan.
Faktanya, banyak orang yang tidak gembira dalam berkarya. Teem, sebuah perusahaan analitik perangkat lunak dan tempat kerja yang diakuisisi WeWork tahun 2018, melakukan penelitian tentang masalah ini.
Menurut Survei Kebahagiaan Karyawan Teem 2017 terhadap lebih dari 1.300 pekerja, sebanyak 48 persen dari mereka yang disurvei melaporkan tidak bahagia atau “agak bahagia” di tempat kerja.
Di antara faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hal itu adalah keseimbangan antara kerja dan kehidupan yang buruk (48 persen), pekerja merasa kurang dihargai di posisinya (46 persen), dan orang-orang yang merasa berkewajiban untuk menanggapi rekan kerja setiap saat, karena aplikasi komunikasi (49 persen).
Sementara itu, berdasarkan hasil riset CNBC dan Survey Monkey yang menyurvei lebih dari 8.500 profesional secara nasional di berbagai industri menemukan bahwa 85 persen responden merasa agak atau sangat puas dengan pekerjaan mereka, dan 30 persen secara serius mempertimbangkan untuk berhenti dari pekerjaan mereka dalam tiga bulan terakhir.
Sejumlah Tips
Nah, bagaimana strategi agar kita dapat mereguk kebahagiaan di tempat kerja? Berikut adalah beberapa tips yang dapat kita terapkan di keseharian kita.
Temukan karier yang bermakna
Bagi sebagian orang, karier yang mereka nikmati mungkin berarti menemukan pekerjaan yang menggunakan keterampilan yang mereka banggakan. Dalam kasus lain, karier yang kita nikmati bisa jadi merupakan pekerjaan yang kita sukai atau yang menurut kita memuaskan secara pribadi.
Tidak ada karyawan yang senang bekerja setiap hari, dan bahkan pekerjaan yang kita sukai terkadang bisa membuat frustrasi atau membosankan. Tetapi jika karier kita adalah sesuatu yang umumnya kita nikmati dan banggakan, kemungkinan besar kita akan merasa bahagia di tempat kerja.
Lihatlah diri kita, keterampilan, dan minat kita, dan temukan sesuatu yang dapat kita nikmati setiap hari.
Temukan pekerjaan yang mendukung gaya hidup
Bagi banyak orang, pekerjaan adalah sesuatu yang memungkinkan mereka menciptakan gaya hidup yang mereka hargai di luar kantor. Pertimbangkan seperti apa hidup yang kita inginkan. Apakah kita ingin menghabiskan malam dan akhir pekan bersama teman? Banyak waktu liburan untuk mengejar hobi? Atau jadwal rutin yang memungkinkan kita berada di rumah bersama anak-anak setiap malam?
Bahkan jika kita tidak menemukan pekerjaan yang kita sukai, jika kita menyukai kehidupan yang memungkinkan kita untuk menciptakannya, kemungkinan besar kita akan bahagia di tempat kerja.
Utamakan pengembangan diri
Kendalikan pertumbuhan kita sendiri dengan berinvestasi dalam pengembangan pribadi dan profesional kita. Kembangkan rencana dan tujuan untuk karier kita, lalu kejarlah. Mintalah bantuan khusus dan bermakna dari atasan kita jika memungkinkan.
Cari tugas yang akan membantu kita mencapai tonggak karier atau mempelajari keterampilan khusus. Kejar peluang dan koneksi yang menurut kita berharga, bahkan jika atasan kita saat ini tidak menciptakan peluang itu untuk kita.
Ketika kita merasa memegang kendali atas karier kita dan dapat melihat diri kita meningkat dan berkembang, kita akan merasa lebih puas dengan posisi kita saat ini.
Proaktiflah
Merasa ketinggalan di tempat kerja, atau mengetahui bahwa kita kehilangan informasi penting yang dimiliki karyawan lain, dapat membuat kita merasa tidak puas dan diremehkan. Tetapi jika kita menunggu orang lain mengisi kita, informasi yang dibutuhkan itu mungkin tidak akan pernah datang.
Alih-alih menunggu untuk mengetahui apa yang terjadi dengan perusahaan, proyek departemen, atau rekan kerja, carilah informasi secara proaktif yang kita perlukan untuk melakukan pekerjaan kita dan membuat keputusan penting.
Kembangkanlah jaringan informasi. Secara tegas mintalah pertemuan mingguan dengan atasan kita dan ajukan pertanyaan yang bermakna. Kita mungkin menemukan bahwa rekan kerja atau penyelia kita tidak menyadari adanya gangguan komunikasi, atau kita mungkin menemukan bahwa kantor kita saat ini tidak memiliki budaya kerja komunikasi terbuka yang kuat.
Jika kita bertanggung jawab untuk menemukan informasi yang kita butuhkan, kita akan lebih mampu melakukan pekerjaan dan akan merasakan kontrol yang lebih besar atas lintasan karier kita.
Mintalah umpan balik secara berkala
Menerima umpan balik tentang pekerjaan dapat memberikan penguatan positif yang membuat kita merasa dihargai, atau dapat mengisi kesenjangan keterampilan dan pemahaman utama yang akan membantu kita melakukan pekerjaan dan lebih berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja.
Hasil riset membuktikan bahwa karyawan yang tidak menerima umpan balik dari manajer sering merasa diremehkan, tidak mampu melakukan pekerjaannya, dan tidak bahagia di tempat kerja.
Jika kita tidak menerima umpan balik rutin dari atasan, mulailah bersikap proaktif untuk memintanya. Mintalah umpan balik atasan kita di setiap tugas atau bicarakan dengan tim manajemen tentang penerapan penilaian karyawan reguler untuk membantu semua orang berhasil dalam pekerjaan mereka.
Bicaralah juga dengan pelanggan; apakah kita melayani mereka dengan baik, umpan balik mereka akan menguatkan. Semakin banyak umpan balik yang kita terima, semakin besar kemungkinan kita berhasil dalam pekerjaan kita.
Ini akan menghasilkan penguatan yang lebih positif yang meningkatkan rasa bahagia kita di tempat kerja.
Berpeganglah pada komitmen
Salah satu penyebab stres dan ketidakbahagiaan kerja yang paling serius adalah gagal memenuhi komitmen. Dalam banyak kasus, karyawan menghabiskan lebih banyak waktu membuat alasan untuk gagal menjaga komitmen dan mengkhawatirkan konsekuensi dari tugas yang tidak selesai daripada yang mereka habiskan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
Untuk mengelola tingkat stres dan meminimalkan ketidakbahagiaan di tempat kerja, buat sistem untuk melacak komitmen dan mengelola jadwal kita. Tetaplah teratur sehingga kita dapat menilai dengan cepat dan akurat apakah kita benar-benar dapat berkomitmen pada permintaan atau tugas baru.
Jangan sukarela untuk pekerjaan tambahan atau tugas kantor jika kita tidak punya waktu. Jika beban kerja kita secara teratur melebihi waktu dan energi yang tersedia, jangan menerima status quo yang tidak menyenangkan.
Bicaralah dengan rekan kerja untuk mengetahui apakah ada orang lain yang merasakan hal yang sama, kemudian bicarakan dengan atasan tentang bagaimana perusahaan dapat menyediakan waktu, bantuan, atau sumber daya tambahan yang dibutuhkan karyawan.
Hindari toxic people
Berpartisipasi dalam lingkungan kerja yang “beracun” akan meningkatkan ketidakbahagiaan kita, tidak peduli seberapa besar kita menikmati pekerjaan. Memilih untuk bahagia di tempat kerja berarti sebisa mungkin menghindari percakapan negatif, gosip, dan hubungan kerja yang tidak sehat.
Tidak peduli seberapa positif perasaan kita, orang-orang negatif berdampak besar pada jiwa kita. Jika kita menemukan bahwa kelompok tertentu di tempat kerja lebih cenderung terlibat dalam perilaku negatif seperti bergosip atau mengeluh, cobalah untuk menjauhkan diri dari orang-orang tersebut.
Jika itu tidak memungkinkan, lakukan yang terbaik untuk mengarahkan percakapan ke topik yang lebih positif. Kita juga dapat memilih untuk berbicara dengan atasan kita tentang menciptakan budaya perusahaan yang menghargai kepositifan dan kerja sama, daripada daya saing, untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih bahagia bagi semua karyawan.
Cerdaslah mengatasi konflik
Banyak orang takut akan konflik, terutama di tempat kerja ketika konflik terasa dapat memengaruhi masa depan profesional dan keamanan finansial kita. Jika kita tidak pernah belajar bagaimana terlibat dalam konflik yang bermakna, kita mungkin menganggapnya menakutkan, berbahaya, dan menyakitkan.
Konflik bisa bersifat negatif. Namun jika ditangani dengan baik, konflik juga dapat membantu kita mencapai misi kerja dan visi pribadi. Ketika ditangani secara terbuka, dengan komunikasi yang positif, tujuan yang jelas, dan menghormati rekan kerja dan atasan kita, konflik dapat menjadi hal yang positif di tempat kerja.
Mempertahankan prinsip atau ide yang kita yakini dapat membantu kita melayani pelanggan, menciptakan perubahan yang berarti, dan menjadi lebih sukses dalam pekerjaan kita.
Mempraktikkan keberanian profesional juga dapat menciptakan peluang baru bagi kita, baik dalam posisi kita saat ini atau lebih jauh dalam karier kita. Ketika kita membela ide, tujuan, dan impian kita, kita cenderung merasa bangga pada diri sendiri dan bahagia dengan pilihan kita.
Itulah beberapa tips untuk berbahagia di tempat kerja. Sebagai penutup, saya teringat pesan Joe Bidan yang mengatakan, “Pekerjaan lebih dari sekadar gaji. Ini tentang martabat Anda. Ini tentang rasa hormat. Ini tentang tempat Anda di komunitas Anda.”
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.