redaksiutama.com – Saat perubahan iklim terjadi, terlebih diperparah dengan adanya gelombang panas, lebih banyak orang bergantung pada pendingin udara untuk membuat mereka tetap merasa nyaman. Para ahli mengatakan, pendinginan secara pasif dapat me ngurangi beberapa tekanan.
Musim panas di Kuwait bisa menjadi sangat panas. Udara panas keluar dari setiap sudut kota, membuat suhu di sekitarnya sangat tinggi. Saking tingginya, sampai-sampai membuat orang yang hanya melakukan yoga di dalam ruangan mengeluarkan keringat seperti orang yang sedang lari maraton. Kecuali, Anda tinggal dalam sebuah ruangan yang ada pendinginnya.
“Di Kuwait, Anda akan tinggal di apartemen dengan pendingin ruangan atau Anda akan naik kendaraan dengan pendingin di dalamnya atau Anda akan bekerja di dalam ruangan yang dingin atau Anda akan memasuki pasar swalayan yang penuh dengan pendingin ruangan . Tentu saja hal tersebut berdampak sangat buruk bagi lingkungan, tetapi hanya itu satu-satunya cara agar terhindar dari panasnya udara di Kuwait,” ujar Alexander Nasir, warga Kota Kuwait.
Tak bisa disangkal, krisis iklim telah membuat gelombang panas lebih sering terjadi di seluruh dunia. Bahkan pada tahun 2018, menurut International Energy Agency, penggunaan pendingin ruangan dan kipas angin listrik membuat konsumsi listrik global naik sebanyak 10 persen.
Sebanyak 90 persen rumah di dunia memiliki pendingin ruangan di dalamnya. Meskipun pendingin ruangan telah dipasang di beberapa negara seperti Jepang dan Amerika Serikat, ada beberapa wilayah yang masih merasa kepanasan. Hanya 8 persen yang bisa merasakan dinginnya pendingin ruangan di negara-negara yang memiliki suhu relatif tinggi. Karena musim panas kali ini berkali-kali lipat lebih panas dari sebelumnya, permintaan akan pendingin ruangan semakin naik.
Konsumsi atau penggunaan listrik diperkirakan akan naik tiga kali lipat pada tahun 2050. Beberapa negara menggunakan energi yang sangat banyak seperti yang dilakukan India dan China saat ini untuk mendinginkan ruangan. Untuk memecahkan masalah tersebut, para peneliti menyarankan untuk melakukan metode pendinginan pasif yang bisa menurunkan suhu dengan energi yang kecil bahkan tidak menggunakan energi sama sekali.
Metode passive cooling atau pendinginan pasif ini adalah proses menurunkan temperatur ruangan hingga berada dalam temperatur ideal dengan proses alami tanpa menggunakan alat elektronik.
“Pendinginan pasif merupakan metode yang cukup menjanjikan karena biayanya murah, lebih efektif mencegah panas, dan pastinya mengurangi ketergantungan terhadap pendingin ruangan ,” kata Alexander Rempel, asisten profesor desain lingkungan di University of Oregon, Amerika Serikat.
Solusi sederhana
Iklim di daerah Mediterania terkenal sangat panas. Cara bertahan dari suhu panas di sana cukup dengan membuka jendela pada malam hari untuk membiarkan udara sejuk masuk ke dalam rumah.
Sebuah studi yang diketuai oleh Rempel menemukan bahwa ventilasi alami dapat menurunkan suhu ruangan sebesar 14 derajat celcius dan mengurangi beban pada pendingin ruangan sebanyak lebih dari 80 persen.
Pendinginan pasif juga bisa diaplikasikan ke desain sebuah bangunan. Beberapa metode, seperti penangkap angin di Afrika Utara dan di Timur Tengah telah mengurangi suhu panas selama berabad-abad.
Menara-menara ini dibuat dengan konsep jendela terbuka yang terletak di posisi paling atas dari menara itu dan seperti namanya, dibuat untuk “menangkap” angin. Jendela-jendela ini menjadi jalur masuk bagi udara sejuk dan mendorong udara panas keluar lewat jendela tower ini. Meski penangkap angin tradisional telah banyak digunakan, produk bahan bahan bangunan modern menggunakan konsep dan teknologi yang sama di beberapa bangunan modern.
Cara lainnya yang bisa menjaga suhu ruangan tetap sejuk adalah penutup atap yang bisa menghalangi sinar matahari, kaca dua lapis yang bisa membatasi sinar matahari yang masuk dan air mancur yang bisa menurunkan suhu lewat pendinginan evaporatif.
Luar ruangan
Metode pendinginan pasif juga dapat mengurangi suhu di permukaan bangunan dan daerah di sekelilingnya. Alasannya, sulit untuk tetap terasa sejuk di luar ruangan tanpa pelindung apa pun.
Solusi dari permasalahan tersebut adalah menanam lebih banyak pohon agar lebih banyak pelindung. Di Medellin, Colombia, pemerintah telah membuat yang disebut green corridors atau koridor hijau yang berisi tanaman-tanaman yang menjaga para pejalan kaki dan pesepeda dari panasnya sinar matahari.
Ruang hijau ini membantu mengurangi suhu rata-rata perkotaan sebesar 2 derajat Celcius.
Di Singapura, vegetasi atau tanaman dan pepohonan tumbuh lebat di beberapa bagian gedung pencakar langit dan tumbuhan-tumbuhan ini menjaga suhu ruangan di dalam gedung tetap normal.
“Setidaknya dengan 10 meter ruang terbuka hijau di depan gedung, bisa menurunkan suhu di permukaan sekitar 5 derajat Celcius,” kata Ayu Sukma Dinda, seorang arsitek dari Cooling Singapore Research Project.***