redaksiutama.com – “Betapa indahnya bunga melati! Betapa indahnya bunga melati! Aroma harum menyelimuti ranting-ranting yang bertunas. Begitu harum, begitu putih, dikagumi semua bibir,” demikian lirik sebuah lagu rakyat China yang terkenal berjudul “Bunga Melati”, yang telah terdengar di telinga warga dunia dengan melodi dan liriknya yang indah.
Dan yang tidak kalah populer adalah teh melati dibuat secara tradisional, dengan aromanya yang elegan dan rasanya yang lembut memikat begitu banyak pencinta teh.
Chen Chengzhong (72) memiliki andil besar dalam produksi teh melati karena dirinya merupakan seorang praktisi dari teknik pengharuman teh melati Fuzhou, yang terdaftar sebagai warisan budaya takbenda tingkat nasional di China.
Pembuat teh itu, yang berasal dari Kota Fuzhou di Provinsi Fujian, China timur, memulai kariernya di awal masa remajanya, ketika dia magang di sebuah pabrik teh milik negara.
Teh melati adalah teh beraroma bunga melati dan biasanya berbahan dasar teh hijau.
Chen terus berbicara dengan gembira saat membahas pengharuman teh melati. Proses pengharuman alami biasanya menggunakan bunga melati segar, yang dipetik pada siang hari saat kuncupnya tertutup, kata Chen. Selain itu, daun teh hijau dari panen musim semi disimpan hingga melati yang paling harum mekar pada akhir musim panas.
Iklim yang panas dan lembap serta tanah merah di Provinsi Fujian, China timur, memberikan kondisi yang menguntungkan bagi tanaman melati dan teh untuk tumbuh subur, menjadi bahan berkualitas tinggi yang dibutuhkan untuk teh melati.
“Bunga melati dan daun teh kami semuanya bersumber dari Fujian dalam jumlah besar, meskipun harganya lebih mahal daripada yang berasal dari tempat lain,” ujar Chen. “Begitulah cara kami membuat teh melati Fuzhou asli.”
Bagi Chen dan timnya, malam musim panas membangkitkan kenangan akan kerja keras, karena aroma melati biasanya muncul pada malam hari.
Saat bunga melati segar dipanen, bunga melati itu kemudian dicampur dengan helaian-helaian daun teh. Para pekerja mengaduk daun teh dan bunga tersebut semalaman, membuat daun itu menyerap aroma semerbak bunga melati.
Kemudian pada pagi hari, bunga tersebut disortir, daunnya dikeringkan, dan prosesnya diulang. Semakin banyak pengulangan maka akan menghasilkan rasa melati yang lebih kuat, dan dibutuhkan setidaknya sembilan proses pengharuman untuk menghasilkan teh melati dengan kualitas yang luar biasa.
Teknik pengharuman yang canggih menciptakan aroma luar biasa dan rasa yang halus, yang merupakan kriteria untuk mengevaluasi teh melati terbaik, kata Chen.
Setelah ditunjuk sebagai praktisi perwakilan dari teknik pengharuman teh melati Fuzhou, Chen saat ini lebih berfokus untuk meneruskan teknik pengharuman tersebut, dengan memberikan pengajaran kepada para siswa dan pekerja magang.
Putra Chen, Chen Zheng, termotivasi untuk mengikuti jejak ayahnya dan meneruskan teknik pengharuman itu.
“Seperti ayah saya, saya juga berharap dapat mempraktekkan keterampilan tradisional yang memiliki kandungan budaya yang mendalam ini, dan mewariskannya,” ujar Chen Zheng, demikian Xinhua dikutip Senin.