redaksiutama.com – Tragedi Itaewon memicu kesadaran pentingnya kemampuan memberikan CPR ( cardiopulmonary resuscitation ) saat kondisi darurat.
Metode yang juga dikenal dengan istilah RJP (resusitasi jantung paru) itu merupakan pertolongan pertama ketika seseorang mengalami henti jantung dan paru mendadak.
Biasanya ini dilakukan sebelum petugas media datang atau pertolongan ahli belum segera bisa didapatkan.
Hanya saja, CPR tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang karena perlu pendidikan dan pelatihan yang memadai.
Kesalahan CPR saat kondisi darurat yang bisa berakibat fatal
Dalam kondisi seperti tragedi Itaewon, CPR dilakukan untuk mengembalikan kemampuan jantung dan napas seseorang.
Namun kita tidak boleh gegabah melakukannya karena praktik yang salah dapat memicu komplikasi, bukannya menyelamatkan nyawa seseorang.
Dikutip dari situs Siloams Hospital, CPR yang tidak tepat dapat memicu komplikasi seperti tak kembalinya fungsi jantung dan paru, patah tulang, pneumotoraks, dll.
Untuk memastikannya tidak terjadi, pastikan kita menghindari lima kesalahan fatal berikut ini ketika memberikan CPR pada seseorang.
Tidak segera memberikan pertolongan
“Jika seseorang pingsan di depan Anda dan berhenti bergerak dan bernapas, Anda ingin membantu. Semakin cepat Anda melompat, semakin baik peluang mereka,” kata Dr. Sampson Davis, seorang dokter pengobatan darurat di New Jersey, AS.
Setiap detik yang berlalu sangat penting untuk mempertahankan peluang hidup seseorang.
“Seseorang harus menelepon 911 , dan seseorang harus segera memulai CPR,” pesan Davis.
Jika memiliki kesempatan, cobalah menjalani pelatihan RJP agar memiliki kemampuan darurat ini.
Saat ini sejumlah lembaga kesehatan sudah menawarkan banyak pelatihan serupa untuk masyarakat umum.
Tidak segera meminta bantuan
Dalam kondisi darurat, orang biasanya cenderug panik dan takut dengan gawatnya situasi sehingga berusaha menghindari.
“Tidak menelepon 911 adalah kesalahan karena Anda membutuhkan responden pertama Anda di sana dengan pilihan pengobatan dan perawatan,” jelas Davis.
Di Indonesia, ada beberapa nomor darurat yang bisa dihubungi jika kita membutuhkan bantuan media segera.
Tidak memprioritaskan kompresi dada daripada mulut ke mulut
“Ada dua langkah. Hubungi 911 dan segera mulai kompresi dada. Jika seseorang berhenti bernapas dan tidak ada detak jantung, masih ada cukup oksigen dalam aliran darah,” terang Davis, dikutip dari Today.
“Jadi jika Anda membantu kompresi dada, itu akan membantu sirkulasi darah. Tekan saja. Jangan dekati wajah mereka,” tambahnya.
Dr. John Torres, pakar kesehatan di AS mengatakan jika kita harus selalu memulai CPR tangan dengan memeriksa apakah orang tersebut bernapas dan responsif.
Jika orang tersebut tidak merespon ketika ditanya kondisinya maka segera hubungi nomor darurat dan lakukan CPR.
“Letakkan satu tangan di tengah dada, letakkan tangan Anda yang lain di atasnya, dan kaitkan jari-jari Anda. Kunci siku Anda dan mulailah menekan dengan keras dengan kecepatan 100 kompresi per menit. Lakukan terus sampai bantuan datang,” ujarnya.
Sementara itu, hanya nakes dan orang-orang terlatih saja yang boleh melakukan CPR mulut ke mulut, menurut American Heart Association.
CPR tangan umumnya direkomendasikan untuk remaja atau orang dewasa yang tiba-tiba pingsan di kondisi darurat.
Tidak paham apa yang dilakukan
“Penekanan dada Anda harus dalam. Kunci siku Anda. Letakkan telapak tangan Anda di dada orang tersebut di tengah. Berikan kompresi yang cukup dalam. Lakukan cukup cepat, sekitar 100 denyut per menit,” kata Davis.
“Terus lakukan itu. Setelah satu atau dua menit, orang itu mungkin mulai merespons. Periksa denyut nadinya.”
Pastikan kita benar-benar paham cara efektif dan efisien melakukan CPR ketika ingin menerapkannya pada orang lain.
Bekali diri dengan kemampuan dan pengetahuan yang cukup sehingga bisa bermanfaat sewaktu-waktu dibutuhkan.
Mengabaikan keselamatan pribadi
Kita tetap harus mengutamakan keselamatan pribadi meskipun sedang berusaha menolong orang lain dalam kondisi darurat.
Pastikan untuk selalu berhati-hari dan memperhatikan kondisi sekitar.
“Anda hanya ingin selalu berhati-hati. Keselamatan Anda adalah yang utama,” tandas Davis.