redaksiutama.com – Banyak orang mengintip media sosial mereka demi mendapatkan ide dan inspirasi, khususnya yang berkaitan dengan diet dan nutrisi.
Sayangnya, tidak semua tren diet yang diterapkan oleh para influencer itu sehat secara nutrisi, bahkan ada beberapa tren yang menurut para ahli berbahaya bagi kita, lho.
Dikutip dari scmp.com, beberapa platform sosial media seperti Instagram dan TikTok sering kali menyajikan konten tren pola diet yang menjanjikan penurunan berat badan secara cepat dengan cara sehat.
Namun, tidak semua pola diet yang disarankan memberikan dampak positif bagi tubuh kita.Pasalnya, konten kreator yang Anda ikuti pola dietnya belum tentu memiliki ilmu pasti tentang nutrisi yang sehat bagi tubuh.
Kebanyakan konten kreator menyarankan untuk membatasi kalori selama diet dan juga mempromosikan produk “ajaib” seperti teh detoks dan suplemen.
Dengan menjanjikan tubuh ideal yang tampak tidak realistis, konten-konten seperti itu biasanya menggunakan metode yang bisa membuat tubuh kekurangan nutrisi, bahkan bisa membahayakan kesehatan mental.
Maraknya tren diet asal-asalan ini juga memungkinkan dapat membuat banyak pengguna sosial media menderita eating disorder (gangguan makan).
Sebuah studi mengemukakan bahwa pola diet yang biasa dipromosikan para selebgram mengakibatkan penggunanya mengalami gejala orthorexia (obsesi untuk makan makanan sehat).
Para peneliti melakukan survei terhadap pengguna sosial media yang mengikuti akun pola diet sehat, pertanyaan yang disertakan dalam survei tersebut meliputi bagaimana mereka menggunakan media sosial mereka, perilaku makan mereka, dan apakah mereka memiliki gejala orthorexia atau tidak.
Hasilnya pun dipublikasikan di jurnal Eating and Weight Disorders.
Studi lain yang berfokus pada penduduk paruh baya di Amerika Serikat menemukan bahwa adanya hubungan antara penggunaan sosial media dan eating disorder.
Penelitian ini muncul pada 2016 di Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics.
“Sebaiknya Anda jangan asal mengikuti pola diet atau cara makan orang lain hanya karena ikut-ikutan gaya hidup mereka,” kata Cyrus Luk, ahli diet di Rumah Sakit Internasional Matilda dan anggota komite eksekutif dari Asosiasi Ahli Diet Hong Kong.
Diet atau pola makan yang berhasil diterapkan oleh orang lain belum tentu akan memberikan hasil yang sama pada tubuh Anda, karena adanya faktor yang memengaruhi seperti perbedaan usia, jenis kelamin, gaya hidup, dan sebagainya.***