Hindari Hal Ini saat Teman Punya Isu Kesehatan Mental

redaksiutama.com – Saat teman memiliki masalah atau dihadapkan dengan kesulitan, sudah seharusnya kita membantu mereka. Bantuan berupa kehadiran tentu sangat mereka butuhkan.

Ketika orang terdekat mengalami gangguan kesehatan mental , sulit mengetahui apa yang harus kita lakukan. Tak peduli seberapa baik niat kita, ada beberapa saran atau komentar yang rentan disalahartikan oleh mereka.

Suchi, Teman Manusia Asa, menceritakan pengalamannya saat menghadapi teman yang merupakan penyintas gangguan mental dalam episode . Meski awalnya sulit, Suchi tetap memberikan dukungan pada temannya untuk melewati semua itu.

Suchi mengatakan, isu kesehatan mental itu memiliki beragam bentuk, misalnya gangguan kecemasan, serangan panik secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas, atau gangguan kecemasan sosial berupa takut luar biasa jika berinteraksi dengan orang lain.

“Biasanya orang dengan gangguan kecemasan akan sulit berkonsentrasi dan tidak bisa merasa santa,” ujarnya.

Dirinya menyadari kesulitan yang dihadapi saat membantu teman dengan gangguan kesehatan mental. Namun, Suchi menyadari jika kehadirannya bisa membantu temannya untuk memulihkan dirinya kembali.

Akan tetapi, kita tetap tak boleh sembarangan untuk membantu teman yang sedang mengalami gangguan mental. Ada hal yang harus dihindari saat membantu mereka.

Membandingkan Kesulitannya dengan Orang Lain

“Si A kehilangan pekerjaan dan didiagnosis menderita kanker, kesulitanmu saat ini masih mudah dilewati dibanding kesulitan dia” ungkapan seperti itu terasa menyakitkan ketika didengar oleh teman yang sedang berjuang dengan hidupnya.

Bagi orang yang belum pernah mengalami penyakit mental, mungkin sulit memahami bahwa penyakit mental lainnya kerap tidak memiliki pemicu sama sekali.

Ketika membandingkan masalah orang lain, kita berisiko meremehkan pengalaman mereka. Sementara itu, pernyataan “ada yang jauh lebih sulit” dapat memperburuk perasaannya.

Menganggap Seseorang Hidup dengan Kebahagiaan

Meskipun seseorang tampak memiliki semuanya, depresi dapat mempengaruhi siapa saja, bahkan orang kaya dan terkenal. Sebut saja Nicki Minaj, Demi Lovato, Lady Gaga, Miley Cyrus, dan banyak lagi yang telah membuka diri tentang penyakit mental mereka.

Kenyataannya banyak orang menyembunyikan penyakit mental mereka di balik wajah bahagianya. Beberapa mungkin merasa tidak nyaman untuk mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya atau mereka melakukan itu untuk mekanisme koping.

Untuk alasan apa pun, jangan beri tahu seseorang bahwa mereka tampak “baik-baik saja” hanya karena mereka menertawakan lelucon kita.

Memaksakan Keadaan menjadi Positif

Menyarankan seseorang jika mereka bisa mengobati penyakit mental dengan penyesuaian sikap sederhana, seperti membawa semua hal ke arah positif sangatlah tidak realistis. Hal ini sama saja seperti menyuruh seseorang dengan diabetes untuk memikirkan pikiran bahagia daripada memberi insulin atau melakukan perawatan.

Penyakit mental bisa menjadi kondisi serius dan sering kali membutuhkan perawatan yang sesuai. Agar perawatan itu berhasil, penyintas harus bisa memahami dan memvalidasi emosinya terlebih dahulu.

Pengalam yang dirasakan Suchi mungkin juga pernah kita alami. Kita bisa membantu mereka dengan cara yang paling sederhana, yakni menjadi pendengar yang baik.

Sebab, para penyintas gangguan mental biasanya tidak membutuhkan solusi. Mereka hanya ingin didengarkan.

“Berikan senyum, pelukan, dan keberadaan kita di dekatnya. Perbanyak membaca, agar kita tahu apa saja hal yang bisa dihindari saat berhadapan dengan kerabat yang memiliki mental health issue,” tutupnya.

Episode juga bisa kamu dengarkan melalui tautan berikut .

Ingin dengar lebih banyak cerita, fakta, atau pengetahuan seputar kesehatan mental? Ikuti terus di Spotify agar kamu terinfo tiap ada episode terbaru.

error: Content is protected !!