redaksiutama.com – Jakarta, CNBC Indonesia – Sedikitnya 152 anak menderita gagal ginjal akut yang penyebab pastinya masih misterius. Kebanyakan pasien adalah anak di bawah usia 5 tahun.
Dr. Yanti Herman, Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes menyatakan bahwa salah satu gejala utama dari gagal ginjal akut pada anak ini adalah terjadinya penurunan drastis volume air kencing yang dikeluarkan.
“Penurunan cepat dan tiba-tiba pada fungsi penyaringan ginjal. Biasanya ditandai dengan peningkatan nitrogen urea darah dan/atau penurunan sampai tidak ada produksi urin sama sekali,” jelas dr. Yanti dalam acara temu media daring, akhir pekan lalu.
Berkaitan dengan gejala tersebut, Yanti meminta orang tua untuk segera membawa anak ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika ditemukan gejala penurunan volume atau tidak ada buang air kecil sama sekali.
Selain volume air kencing, orang tua juga harus mewaspadai gagal ginjal akut bila anak mengalami gejala demam, infeksi saluran pernafasan akut (batuk dan pilek), atau gejala infeksi saluran cerna (diare dan muntah).
Berdasarkan data yang dihimpun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) hingga Jumat (14/10/2022), 152 kasus gagal ginjal akut tersebut tersebar di 16 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat, Jambi Kepulauan Riau, Papua Barat, Papua, dan Nusa Tenggara Timur.
Meskipun telah ditemukan sejak Januari 2022, kasus yang disebut misterius ini baru mengalami pelonjakan signifikan pada September 2022.
Hingga saat ini, penyebab gagal ginjal akut tersebut masih belum diketahui. IDAI menyebutkan bahwa fenomena ini masih belum konklusif atau menemukan titik terang terkait penyebabnya sehingga masih dibutuhkan investigasi lebih lanjut.