redaksiutama.com – Bilik pengujian asam nukleat merupakan sebuah ciri khas dari upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 rutin China selama tiga tahun terakhir.
Sekarang, di seantero negara itu, banyak bilik pengujian asam nukleat telah dialihfungsikan menjadi “klinik demam” sementara secara tertata.
Pengalihfungsian ini merupakan salah satu upaya terbaru dari kota-kota di China untuk mengatasi peningkatan jumlah pasien demam.
Sebuah bilik pengujian asam nukleat, yang dialihfungsikan menjadi pos diagnosis dan perawatan demam, baru-baru ini dioperasikan di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China timur, dengan satu dokter dan satu perawat.
Lebih dari 50 jenis obat untuk mengobati pilek, dahak, dan batuk disiapkan di pos tersebut, menurut Wang Danli, dokter di pos itu.
“(Fasilitas) ini sangat praktis. Hanya butuh waktu kurang dari 10 menit untuk menemui dokter, menulis resep saya, dan membayar tagihan,” kata seorang penduduk setempat bermarga Xu. “Apalagi, obat-obat flu dan penurun demam yang sulit didapat di apotek dapat diperoleh di sini.”
Xu juga mengungkapkan harapannya agar lebih banyak titik layanan praktis sejenis dapat didirikan, yang dapat sangat mengurangi kecemasan warga tentang perawatan medis dan pengobatan.
Beberapa distrik di Shenzhen, Provinsi Guangdong, juga mengubah bilik pengujian mereka menjadi ruang konsultasi yang dapat menerima pasien demam dan meresepkan obat-obatan dasar, menurut para pejabat dan penduduk.
Di Distrik Futian, 53 bilik telah dioperasikan sebagai ruang konsultasi demam, menurut biro kesehatan distrik itu. Sementara di Distrik Bao’an, 66 puskesmas telah terlibat dalam proyek serupa untuk memakai kembali bilik pengujian yang tidak digunakan.
Ruang konsultasi seluas 4 meter persegi ini dapat menampung satu dokter dan satu pasien sekali waktu serta dilengkapi dengan peralatan disinfeksi dan sistem ventilasi. Lokasinya yang strategis memudahkan warga yang menderita demam untuk berobat, ujar Chen Biqin, direktur salah satu puskesmas di Futian.
Banyak bilik pengujian asam nukleat menjadi tidak terpakai setelah China mengurangi pengujian wajib. Selain ruang konsultasi, beberapa bilik juga telah dialihfungsikan menjadi ruang vaksinasi, menurut perusahaan yang menyuplai bilik tersebut di Shenzhen.
Menghadapi gelombang pasien demam dalam beberapa hari terakhir, banyak kota di China bergegas membuka lebih banyak klinik demam dan menstok obat-obatan. Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong, telah meningkatkan jumlah klinik demam di rumah-rumah sakitnya dari semula 114 menjadi 199, karena para ahli memperkirakan wabah COVID-19 di kota itu akan memuncak pada awal Januari.
Pekan lalu, sebuah klinik demam sementara dengan empat ruang konsultasi mulai dioperasikan di Gimnasium Guang’an di Distrik Xicheng, Beijing. Klinik tersebut dilengkapi dengan apotek sementara dan gudang obat, menyediakan obat-obatan dan bahan antipiretik yang memadai.