redaksiutama.com – Anxiety merupakan gangguan kecemasan yang dapat membuat mental lelah dan memiliki dampak besar pada tubuh penderita.
Kondisi kesehatan mental ini dapat menimbulkan perasaan khawatir, takut, dan tegang secara berlebihan.
Menurut peneliti, Anxiety dapat dipengaruhi oleh kombinasi faktor antara genetika, lingkungan, hingga kimia pada otak.
Anxiety merupakan salah satu penyakit mental yang umum terjadi, Anxiety memengaruhi sekira 40 juta orang di Amerika Serikat, menurut Anxiety and Depression Association of America.
Dikutip dari Healthline, beberapa gejala Anxiety yang umumnya terjadi:
1. Peningkatan denyut jantung dan nyeri pada dada2. Pernapasan menjadi tidak teratur bahkan sesak napas3. Mual4. Merasakan kegelisahan yang tidak biasa5. Sulit sekali untuk berkonsentrasi6. Hingga badan yang gemetar
Setiap penderita yang mengalami Anxiety pada awalnya akan merasakan serangan panik, mimpi buruk, hingga mengalami pikiran-pikiran buruk yang menyakitkan.
Anxiety atau gangguan kecemasan sering datang secara tiba-tiba yang melibatkan rasa takut secara intens bagi para penderitanya.
Secara garis besar, Anxiety disebabkan oleh beberapa peristiwa, emosi, atau pengalaman yang pernah terjadi pada penderita, sehingga menyebabkan gejala terjadi atau bahkan semakin memperburuk.
Misalnya, penderita pernah mengalami kejadian yang memberikan rasa trauma yang sangat besar dari lingkungan sekitarnya.
Seperti pernah ditindas semasa sekolah, melihat pertengkaran orangtua, mengalami kekerasan, dan lain sebagainya. Hal-hal seperti itu dapat membuat penderita mengalami Anxiety meski kejadian tersebut sudah lama berlalu.
Hal itu akan berdampak untuk seterusnya, bisa jadi penderita menjadi pribadi yang tidak percaya diri, takut, cemas, ketika melakukan hal-hal yang mengharuskan dirinya untuk bertemu dengan banyak orang.
Seperti presentasi penting di tempat kerja, bertemu dengan orang baru, dan lain-lainnya.
Kemudian penderitanya akan merasakan kecemasan, stres, napas sesak, jantung berdenyut dengan cepat, tenggorokan terasa tercekat, mulut kering, berkeringat luar biasa, menggigil, gemetar, sakit perut, bahkan hingga pingsan.
Selain itu penyebab lainnya yang umum terjadi adalah:
1. Tekanan tanggung jawab yang besar dalam pekerjaan2. Konflik dalam keluarga3. Kesengsaraan keuangan4. Kondisi kesehatan yang kronis, atau penyakit yang mengancam jiwa5. Memiliki genetika atau anggota keluarga yang juga memiliki Anxiety6. Menggunakan obat-obatan7. Mengonsumsi alkohol yang intens
Untuk mengetahui apakah Anda benar-benar mengalami Anxiety Disorder, harus melakukan pertemuan dengan dokter spesialis kejiwaan atau Psikiater.
Biasanya dokter akan menanyakan gejala yang dialami dan melakukan berbagai tes untuk menyingkirkan kondisi kesehatan dengan gejala serupa, seperti penyakit jantung, atau masalah tiroid.
Anxiety Disoder dapat diatasi dengan berbagai cara, bagaimanakah cara untuk meredakan Anxiety Disorder?
1. Pengobatan yang paling umum adalah terapi perilaku kognitif (CBT), dengan memberikan alat yang membantu penderita untuk mengatasi ketika Anxiety itu terjadi.
2. Ada juga obat-obatan tertentu seperti antidepresan dan obat penenang, yang berfungsi untuk menyeimbangkan kimia pada otak dan mencegah episode kecemasan. Cara ini bahkan dapat menangkal gejala yang paling parah sekalipun.
Namun, jika ingin melakukannya dengan cara yang lebih alami, ada beberapa cara yang dapat dilakukan:
1. Anda dapat melakukan penyesuaian terhadap rutinitas, seperti olahraga secara rutin. Olahraga secara teratur bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik, namun juga bisa sangat membantu kesehatan mental .
Olahraga mampu mengalihkan perhatian dari sesuatu yang membuat mengalami Anxiety . Meningkatkan detak jantung anda dengan berolahraga juga mampu mengubah kimia otak untuk menciptakan lebih banyak ruang neurokimia pada tubuh.
2. Anda dapat mencoba kebiasaan yang baru seperti menyalakan lilin aromaterapi, dan melakukan meditasi.
Meditasi dikenal untuk menghilangkan stres dan kecemasan, dan merupakan aspek utama CBT. Penelitian dari John Hopkins menunjukkan 30 menit meditasi setiap hari dapat mengurasi beberapa gejala kecemasan dan berfungsi sebagai antidepresan.
3. Batasi asupan kafein jika memiliki Anxiety Disorder yang kronis.
Kafein bukanlah teman yang baik untuk Anda jika Anda memiliki Anxiety , kafein dapat menyebabkan rasa gugup dan kegelisahan, dan kedua hal tersebut tidak baik jika merupakan penderita Anxiety Disorder.
Penelitian telah menunjukkan kafein dapat memperburuk kondisi. Sama halnya dengan alkohol, kafein dan Anxiety sering dikaitkan, karena kemampuan kafein yang dapat mengubah kimia otak, seperti alkohol.
Seperti sebuah studi tahun 2008 yang menunjukkan bahwa kafein meningkatkan kewaspadaan dengan memblokir adenosin kimia otak, yang dapat membuat merasakan lelah, namun pada saat yang sama juga merasakan adrenalin.
Mulailah mengganti minuman yang mengandung kafein dengan air putih yang cukup, ini bukan hanya membantu mengurangi kondisi tersebut, namun juga memberikan manfaat lebih bagi kesehatan.
Air putih akan membantu mengeluarkan kandungan kafein dari tubuh dan membuat tetap terhidrasi dengan baik. (Faisha Aprilia)***