redaksiutama.com – Jakarta, CNBC Indonesia – Psikopat merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi Antisocial Personality Disorder (ASPD). Prakash Masand, seorang psikiater dan pendiri Centers of Psychiatric Excellence, menggambarkan orang dengan psikopat sebagai individu yang menunjukkan pola manipulasi dan kekerasan kepada orang lain.
Ternyata, ada cara mudah menemukan psikopat menurut sejumlah studi. Anda hanya perlu memperhatikan bola mata lawan bicara Anda.
Temuan dari sejumlah studi menunjukkan bahwa orang dengan kecenderungan psikopat sebenarnya cenderung tidak melakukan kontak mata atau terpaku pada mata orang lain.
Sebuah studi pada 2017 membandingkan 30 pria yang pernah mendapatkan setidaknya satu hukuman atas kekerasan dan 25 pria lainnya tidak pernah mendapat hukuman. Ketika diperlihatkan gambar wajah, peserta dengan skor yang lebih tinggi pada Triarchic Psychopathy Measure (kuesioner yang dirancang untuk mengidentifikasi psikopat) lebih lambat untuk melihat daerah mata. Mereka juga menghabiskan lebih sedikit waktu secara keseluruhan untuk menatap mata.
Penulis penelitian menyebut bahwa temuan ini dapat mendukung hubungan antara sifat psikopat, kesulitan memproses emosi, dan penurunan respons rasa takut.
Sebuah studi lain yang dilakukan Universitas Cardiff dan Swansea pada 2018 meneliti 82 pria pelaku gangguan mental. Para ilmuan meneliti bagaimana mata mereka bereaksi terhadap kombinasi gambar, video, dan klip suara yang dimaksudkan untuk memancing respons emosional negatif, positif, atau netral. Beberapa gambar berkonotasi positif seperti anak anjing, dan gambar lainnya berkonotasi negatif, seperti luka berdarah.
Psikopat dan non-psikopat diawasi dengan seksama. Dan hasilnya, studi yang telah diterbitkan dalam jurnal Personality Disorders: Theory, Research, and Treatment itu menemukan bahwa pupil mata non-psikopat melebar ketika melihat sesuatu yang menakutkan, sedangkan pupil mata seorang psikopat tidak.
“Pupil mata telah lama diketahui sebagai indikator gairah seseorang. Pupil biasanya membesar ketika sebuah gambar mengejutkan atau membuat kita takut. Namun, respons fisiologis terhadap ancaman ini berkurang pada pelaku psikopat. Ini bisa memberi kita penanda fisik yang jelas untuk mengenali psikopat,” kata Dan Burley dari Fakultas Psikologi Universitas Cardiff.
“Pupil mata telah lama diketahui sebagai indikator gairah seseorang. Pupil biasanya membesar ketika sebuah gambar mengejutkan atau membuat kita takut. Namun, respons fisiologis terhadap ancaman ini berkurang pada pelaku psikopat. Ini bisa memberi kita penanda fisik yang jelas untuk mengenali psikopat,” kata Dan Burley dari Fakultas Psikologi Universitas Cardiff.
Para ahli juga mengindikasikan bahwa psikopat tidak mengalami emosi seperti yang kita alami. Misalnya, Adrian Raine, seorang profesor kriminologi di University of Pennsylvania dan ahli psikopat, mengatakan bahwa psikopat cenderung tidak memiliki rasa takut.
“Psikopat lebih cenderung menjadi pencari sensasi. Anda tahu, psikopat senang melakukan hal-hal yang berani. Itu karena mereka tidak memiliki rasa takut,” paparnya.