2 Langkah Sederhana Atasi Mata Panda yang Mengganggu

redaksiutama.com – Mata panda atau kantong mata yang menghitam dapat memengaruhi penampilan kita secara keseluruhan, memberikan tampilan wajah yang terkesan capek dan tidak segar.

Dr Listya Paramita, SpKK pernah mengatakan, keluhan mata panda tak hanya dirasakan oleh orang-orang dengan usia matang atau di atas 30 tahun, tetapi juga dialami oleh anak-anak muda karena pengaruh gaya hidup.

Secara umum, kata Mita, penyebab kantong mata dibagi menjadi dua, yakni faktor endogen dan faktor eksogen.

Faktor endogen merupakan bawaan dari tubuh, seperti faktor genetik atau kecenderungan lain, misalnya dermstitis atopik atau terdapat peradangan berulang.

Sementara faktor eksogen biasanya datang dari luar tubuh, seperti pola makan dan istirahat.

“Lihat dari munculnya saat masih muda atau baru-baru ini (di usia matang) baru muncul, karena sedikit banyak penanganannya akan berbeda.”

Demikian diungkapkan oleh Mita dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lampau.

Menghilangan mata panda dilakukan tak hanya dengan menggunakan produk perawatan kulit, tapi juga melakukan perubahan gaya hidup secara keseluruhan.

Namun, dua cara menghilangkan mata panda dari Mita berikut bisa kita coba:

1. Menghidrasi kulit dan tubuh

Penting untuk memastikan kulit wajah terhidrasi, terutama area sekitar mata.

Kulit di area sekitar mata relatif lebih tipis dibandingkan area lainnya. Sehingga, ketika tubuh mengalami perubahan kadar cairan, area tersebut akan lebih dulu terkena imbas.

“Paling sering kering, ada garis-garis halus, tampak menggelap, sayu, kelihatan lebih capek dan lebih tua,” ujarnya.

2. Cari tahu penyebab masalah

Masalah di area bawah mata sangatlah beragam, tak hanya mata panda saja.

Beberapa orang, misalnya, memiliki kondisi mata yang celong atau cekung. Kondisi seperti itu tak akan membaik jika dirawat menggunakan produk perawatan kulit oles.

Sementara mata panda atau area bawah mata menghitam, masih bisa dibantu dengan produk oles.

Ketika mencari produk, pastikan produk tidak mengandung bahan yang memicu reaksi iritasi.

Ia menegaskan tak ada bahan yang secara spesifik perlu dihindari. Sebab, reaksi iritasi pada setiap orang bisa disebabkan oleh bahan yang berbeda-beda.

Mita menekankan pentingnya mampu mengukur ketahanan kulit kita masing-masing.

“Ada yang sudah pakai retinol, pakai serum yang ada retinol, enggak masalah,” ucapnya.

Bagi pemula, cobalah untuk memberikan waktu adaptasi bagi kulit terlebih dahulu.

“Pemula hati-hati. Mungkin jangan setiap hari, bisa dimodifikasi misalnya 2-3 hari sekali. Lakukan sampai kulit bisa beradaptasi setelah itu baru dipakai setiap hari,” ujar Mita.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!
Exit mobile version