redaksiutama.com – Topik soal jurusan kuliah yang paling disesali lulusannya menjadi salah satu artikel dengan trafik tertinggi di CNBC Indonesia sepanjang 2022. Artikel tersebut banyak dibagikan di sejumlah platform media sosial bahkan menjadi bahan diskusi tongkrongan.
Faktanya, sebagian besar mahasiswa pernah merasakan salah memilih jurusan kuliah. Berdasarkan hasil penelitian Indonesia Career Center Network (ICCN) pada 2017, sebanyak 87 persen responden mahasiswa di Indonesia mengaku bahwa jurusan yang diambil tidak sesuai dengan minatnya.
Serupa dengan penelitian tersebut, ZipRecruiter juga sempat melakukan survei terhadap lebih dari 1.500 lulusan perguruan tinggi yang sedang mencari pekerjaan. Hasilnya, jurusan jurnalistik, sosiologi, komunikasi, dan pendidikan menempati posisi teratas dalam daftar jurusan perguruan tinggi yang paling disesali.
Menurut Kepala Ekonom ZipRecruiter, Sinem Buber, pada awal memasuki dunia kuliah, sebagian besar orang-orang merasa bahwa dirinya memang tertarik dengan bidang tersebut. Namun, kenyataan termasuk terkait gaji baru terlihat setelah lulus sehingga mereka menyesali pilihannya.
“Saat kita lulus, kenyataan akan datang,” kata Buper, dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (28/12/2022). “Saat Anda hampir tidak bisa membayar tagihan Anda, gaji Anda mungkin menjadi lebih penting”.
Berikut daftar jurusan yang paling disesali setelah lulus.
1. Jurnalisme (87%)
2. Sosiologi (72%)
3. Seni (72%)
4. Komunikasi (64%)
5. Pendidikan (61%)
6. Manajemen Marketing + Riset (60%)
7. Pendamping Medis (56%)
8. Ilmu Politik dan Pemerintahan (56%)
9. Biologi (52%)
10. Sastra Inggris (52%)
Lantas, apa yang harus dilakukan bila sudah terlanjur kuliah atau lulus pada jurusan yang tidak diminati?
HR Profesional, Samuel Ray mengatakan bahwa merasa salah jurusan ketika berkuliah adalah hal yang wajar. Sebab, hal tersebut merupakan bagian dari quarter life crisis atau kondisi ketika seseorang mulai merasa khawatir, bingung, hingga merasa kehilangan kepastian arah dalam hidup.
“Kalau memang merasa salah jurusan, tetap pastikan performa akademiknya baik. Jangan sampai salah jurusan dijadikan alasan untuk berkuliah asal-asalan,” tegas Samuel kepada dihubungi CNBC Indonesia, dikutip Rabu (28/12/2022).
Samuel menegaskan, mempertahankan performa akademis yang baik sangat penting untuk dilakukan. Sebab, selain asal universitas, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) juga menjadi salah satu faktor utama yang dilihat oleh rekruter ketika seseorang melamar pekerjaan. Terlebih bila melamar pada rekrutmen yang berskala besar dan massal.
Selain mempertahankan performa akademis, terdapat sejumlah cara yang dapat dilakukan ketika menempuh pendidikan di jurusan yang salah, yaitu mencari pengalaman pada bidang yang diminati, mengikuti sejumlah pelatihan atau kelas di luar waktu kuliah, mengasah kemampuan, dan memperbanyak relasi. Berikut penjelasannya:
1. Mencari Pengalaman Baru
Perasaan salah jurusan umumnya terjadi ketika seseorang mulai menyadari bidang pekerjaan yang sebenarnya diminati. Maka dari itu, Samuel menyarankan mahasiswa untuk mulai mencari pengalaman di bidang yang diminati sebagai bekal untuk dicantumkan dalam Curriculum Vitae (CV), seperti melalui magang, organisasi, hingga volunteer (sukarelawan) sebelum terlambat.
“Coba cari pengalaman di industri yang kira-kira diminati. Setelah merasa salah jurusan, pasti pengin betulin, ya. Nah, coba cari internship (magang) atau coba cari pengalaman untuk memberikan pelengkap portofolio,” jelas Samuel.
Selain untuk melengkapi portofolio, Samuel menyebutkan bahwa mencari pengalaman melalui magang, organisasi, hingga volunteer juga dapat memberikan jawaban atas ekspektasi yang telah dibayangkan di suatu bidang sehingga proses mengambil keputusan dalam berkarier menjadi lebih mudah.
2. Mengikuti Pelatihan di Luar Jam Kuliah
Selain menambah pengalaman secara praktik, salah satu hal yang dapat dilakukan ketika merasa salah jurusan adalah mengikuti kelas atau kursus tambahan pada bidang yang diminati. Terlebih, saat ini sudah banyak sejumlah platform yang menyediakan hal tersebut.
“Cara selanjutnya bisa melalui courses (kursus) atau kegiatan pelatihan di kelas-kelas yang non-akademis di luar kampus untuk sekadar menambah ilmu,” sebut HR sekaligus kreator konten ini.
3. Memperbanyak Relasi
Samuel menegaskan, relasi adalah hal terpenting yang harus dimiliki oleh seseorang, terlebih bila sudah mulai merasakan salah jurusan. Sebab, jaringan relasi yang dimiliki, seperti teman sebaya, teman kuliah, teman organisasi, hingga dosen dapat menjadi peluang untuk memperoleh kesempatan baru.
Terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk membangun dan menambah jaringan relasi, yaitu memperluas pertemanan, mengikuti kegiatan non-akademis, aktif berorganisasi, mengikuti program magang, hingga mengikuti aksi sosial.
“Merasa salah (jurusan) adalah sesuatu yang bagus, artinya kita mulai mengenal diri sendiri lebih baik, kita menemukan bahwa kita punya interest dan passion yang lain,” sebut Samuel, “Dalam membangun karier, kita harus follow up perasaan penasaran dan passion tersebut dengan (menambah) skill yang ada value-nya,” tutup Samuel.