SURYA.co.id| SURABAYA – Henti jantung menjadi hal yang harus diwaspadai karena minimnya pengetahuan masyarakat untuk pertolongan pertama pada pasien henti jantung.
Hal ini diperkirakan juga terjadi pada Ivana Trump, istri pertama mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump meninggal dunia. Ia tutup usia di 73 tahun diduga karena mengalami henti jantung atau cardiac arrest.
Dokter Ignatius Yansen, Sp.JP (K), FIHA, FASCC menjelaskan henti jantung adalah ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba.
Kurangnya aliran darah ke otak dan organ lainnya ini dapat menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran, menjadi cacat atau meninggal dunia jika tidak segera mendapat penanganan.
Henti jantung atau cardiac arrest adalah kondisi ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba karena adanya gangguan gaya listrik pada otot jantung.
Detak jantung dikendalikan oleh impuls listrik, ketika impuls ini berubah pola, detak jantung menjadi tidak teratur atau aritmia.
Beberapa aritmia lambat, yang lain cepat dan henti jantung terjadi ketika irama jantung berhenti.
“Yang namanya Aritmia itu, adalah denyut jantungnya tidak normal, denyut jantung normal itu kalau 60-100 kali dalam kondisi istirahat, jadi kalau denyutnya kurang dari 60 atau denyutnya lebih dari 100, atau bahkan loncat-loncat tidak beraturan itu yang biasa disebut Aritmia,” ujar Ignatius dalam health talk berkolaborasi dengan Dr. Gunawan Yoga, Sp.JP di Shangri-La Hotel Surabaya, Sabtu (16/7/2022).
Seperti yang kita tahu bahwa aritmia atau henti jantung merupakan penyakit gangguan irama jantung yang dapat diderita semua golongan umur dan gender tertentu.
Menurut survei 2,6 juta penduduk mengalami aritmia dan 2,2 juta penduduk menderita aritmia jenis atrial fibrilasi, 40 persen dari jumlah ini berisiko mengalami stroke apabila tidak segera mendapat penanganan medis.
“Penyebabnya banyak, sebagian karena faktor bawaan, keturunan, banyak kita temukan Aritmia dalam usia muda termasuk anaknya Bu Nurul Arifin, itu meninggal usia muda. Ada faktor lain, seperti serangan jantung, hipertensi, diabetes itu juga bisa menjadi gangguan irama jantung,” ungkap dokter yang berpraktik di Eka Hospital BSD ini.
Aritmia merupakan salah satu masalah kesehatan yang perlu dianggap serius, karena diperkirakan 87 persen pasien yang meninggal mendadak disebabkan oleh aritmia.
Dengan kata lain, lanjut Ignatius, aritmia adalah adanya “korsleting” pada jantung sehingga detak jantung tidak normal, bahkan parahnya lagi, penderita bisa meninggal begitu saja.
“Intinya adalah, ada konslet di irama jantungnya, makanya jadi tak normal. Resiko terberat adalah pasiennya henti jantung, kalau baca berita Ivana Trump meninggal henti jantung. Banyak yang tanya, jadi henti jantung itu tidak sama dengan serangan jantung. Jadi henti jantung itu jantung berhenti, dan penyebabnya banyak, bisa serangan jantung, Aritmia dan penyebab-penyebab lainnya,” terangnya.
Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.