Warga Jember Diimbau Tidak Panik Berlebihan Terhadap PMK

Jember: Masyarakat Jember diimbau tidak terlalu panik dengan wabah penyakit mulut dan kaku (PMK) yang menyerang hewan ternak menjelang Iduladha 1443 Hijriah. Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Jember, Hawari Hamim, mengatakan masyarakat tetap bisa berkurban seperti tahun-tahun sebelumnya.
 
“Saya berharap masyarakat tidak larut dengan isu PMK yang berlebihan, sehingga menyebabkan turunnya semangat umat Islam untuk berkurban pada Iduladha,” kata Hawari di Jember, Jawa Timur, Rabu, 6 Juli 2022.
 

Dia mengatakan DMI Jawa Timur sudah memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah agar melakukan langkah cepat dalam penanganan PMK, kemudian mengantisipasi virus PMK agar tidak semakin meluas ke masyarakat.
 
Dia juga meminta kepada ketua takmir masjid untuk lebih berhati-hati dalam memilih hewan kurban yang disembelih saat Iduladha nanti.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Kami imbau masyarakat yang membeli hewan kurban untuk berkoordinasi dengan Dinas Peternakan agar hewan tersebut bisa divaksin PMK terlebih dahulu dan mengambil hewan kurban yang sudah dibeli nya pada H-1 sebelum Hari Raya Idul Adha,” jelasnya.
 
DMI berharap peran pemerintah daerah untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa PMK tersebut tidak bisa menular ke manusia, sehingga persoalan itu tidak menjadi isu besar yang dapat menyebabkan kegelisahan masyarakat dan takmir masjid menjelang Iduladha 1443 Hijriah.
 
“DMI Jember akan berkoordinasi dengan Dinas Peternakan, aparat kepolisian dan TNI untuk melakukan pengawalan dalam pemotongan hewan usai shalat Idul Adha, agar daging kurban benar-benar aman dikonsumsi oleh masyarakat,” ungkapnya.
 
Ia berharap takmir masjid yang menjadi panitia kurban benar-benar meneliti keadaan hewan kurban yang akan disembelih dan kalau ada indikasi terkena virus bisa segera menghubungi petugas Dinas Peternakan untuk ditindaklanjuti.
 
“Mudah-mudahan tidak ada hewan kurban yang terkena PMK. Saya imbau masyarakat tidak perlu panik berlebihan, namun tetap waspada terhadap penyakit mulut dan kuku yang saat ini mewabah,” ujar Hawari Hamim.
 
 
 

(DEN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!