Vena Energy Indonesia, Bangkitkan Energi Hijau dan Terapkan Standar Internasional

Vena Energy Indonesia, Bangkitkan Energi Hijau dan Terapkan Standar Internasional
PLTS Likupang. Pool/Kementerian ESDM.

Dalam pemahaman masyarakat awam, urusan produksi energi listrik adalah tanggung jawab PT PLN (Persero), sebagai BUMN yang memang ditugaskan di bidang ini. Padahal, untuk memproduksinya, PLN tidak bekerja sendiri, melainkan juga melibatkan kalangan mitra, yakni para independent power producer (IPP) yang beroperasi di berbagai daerah.

Salah satu IPP tersebut adalah PT Vena Energy Indonesia, produsen energi terbarukan dengan total kapasitas terpasang 114 MW. Vena Energy memiliki dan mengoperasikan empat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Lombok dan Likupang (42 MW) serta satu pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Jeneponto (72 MW). Sebagai bagian dari perusahaan global, jaringan operasionalnya ada di sembilan negara di Asia Pasifik, dengan total portofolio aset sebesar 1.797 MW.

Di Indonesia, Vena Energy ⸺sebelumnya bernama Equis Energy⸺ telah berkolaborasi dengan PLN dalam menyediakan energi terbarukan sejak 2015. Pada Mei 2018, setelah Equis Energy diakuisisi oleh GIP, namanya diubah menjadi Vena Energy, tetapi tidak ada perubahan dalam hal manajemen dan mekanisme operasi.

Rudy Sembiring, Country Head Vena Energy Indonesia, menyatakan komitmen perusahaannya untuk menyediakan servis jangka panjang bagi para pemangku kepentingan, seperti pemasok, pelanggan, regulator, investor, dan tentunya masyarakat di mana perusahaan beroperasi. “Kami mengadopsi standar internasional untuk memastikan operasi kami berlangsung dengan mengedepankan aspek berkelanjutan,” kata Rudy. Standar internasional yang sudah diadopsi adalah IFC Performance Standard, World Bank EHS Guidelines, dan Sustainability Development Goals (SDGs).

Pada 2021, total produksi listrik dari aset operasional Vena Energy Indonesia mencapai 296,799 GW. Dengan tingkat produksi seperti itu, perusahaan ini mampu menyalurkan listrik ke 209.819 rumah tangga. Vena Energy juga mengklaim dalam produksi/pembangkitan listrik ini dapat menghemat penggunaan air sebanyak 278 juta liter.

“Kami mengadopsi standar internasional untuk memastikan operasi kami berlangsung dengan mengedepankan aspek berkelanjutan.”

Rudy Sembiring, Country Head PT Vena Energy Indonesia

Rudy Sembiring, Country Head PT Vena Energy Indonesia
Rudy Sembiring, Country Head PT Vena Energy Indonesia

Menurut Rudy, selain penyediaan energi listrik, manfaat lain juga diberikan melalui proyek-proyek Vena Energy. Seperti di PLTB Tolo, Jeneponto, 69 karyawan yang bekerja di proyek, atau 95% dari total karyawan, berasal dari daerah setempat.

Vena Energy pun menyediakan sekolah PAUD gratis untuk masyarakat setempat. Di lokasi yang sama, untuk lingkungan hidup, Vena Energy menjalankan program nursery, yang menyuplai benih pohon trembesi dan pohon peneduh lainnya. Total 400 benih pohon yang dihasilkan sudah ditanam di area sekitar proyek.

Adi Nataatmadja, Head of HSSE Vena Energy Indonesia, menjelaskan, dalam upaya peningkatan mata pencarian masyarakat di lokasi sekitar proyek, programnya disesuaikan dengan kondisi setempat. “Kami memberikan sharing session untuk petani, memberikan bantuan untuk mendapatkan sertifikat halal UMKM (untuk 30 usaha), dan memberikan kesempatan kepada UMKM binaan (enam UMKM) untuk diikutkan dalam Jeneponto Expo sebagai upaya memperluas pasar mereka,” kata Adi.

Sementara itu, proyek PLTS Lombok telah menyerap 43 karyawan, yang 99%-nya berasal dari daerah setempat. Di masa pandemi, perusahaan memberikan bantuan masker untuk masyarakat sekitar, alat pelindung diri untuk para nakes, dan ambulans.

Di Likupang Solar Farms, Sulawesi Utara, proyeknya berkapasitas 21 MW dan mempekerjakan 23 karyawan, yang 90%-nya berasal dari masyarakat setempat. Pada 2021 inisiatif yang dilakukan untuk aspek lingkungan yaitu menanam 200 pohon di lingkungan site dan pelatihan energi terbarukan. Juga menandatangani MoU dengan Politeknik Manado, agar menjadikan energi terbarukan sebagai bagian dari mata kuliah. Sementara untuk ekonomi, perusahaan memberikan bimbingan kepada wirausaha perempuan di sana, terutama pada proses produksi, packaging, dan pemasaran untuk produk snack pisang khas Manado.

Sementara itu, PLTS Likupang dapat menyalurkan listrik 15 MW. Pembangkit ini bisa mengaliri 15 ribu rumah tangga. PLTS Likupang merupakan PLTS terbesar di Indonesia hingga saat ini dan sebagai penopang sistem kelistrikan jaringan PLN Sulutgo (Sulawesi Utara-Gorontalo). (*)

Jeihan K. Barlian dan Herning Banirestu

www.swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!