Tren bisnis makanan dan minuman (food & beverage) kini menjadi salah satu peluang bisnis tertinggi di Indonesia. Kenaikan sektor bisnis ini dari tahun 2020 ke 2021 mencapai hingga total Rp775,1 triliun. Bahkan, total bisnis makanan dan minuman HORECA (Hotel, Restauran, Cafe) lokal mencapai hingga 200 ribu outlet per tahun 2021. Angka ini menjadi titik balik dari bisnis makanan dan minuman yang turun drastis sejak pandemi Covid-19 2020 lalu.
Salah satu kunci sukses untuk bisnis makanan dan minuman ini adalah manajemen rantai pasok. Rantai pasok atau supply chain menduduki peran penting dalam kinerja bisnis makanan dan minuman, khususnya dalam ketersediaan akan bahan produksi.
Kenyataannya, di Indonesia masih menggunakan pemasok konvensional. Padahal, proses rantai pasok makanan konvensional berpotensi memakan banyak waktu, hambatan dalam titik pemberhentian yang menyebabkan terbuangnya produk-produk selama perjalanan menuju konsumen. Proses rantai pasok untuk produk segar yang bermula dari petani, pengepul, hingga ke konsumen, kini menjadi lebih singkat dan efisien. Hal ini tentunya mengurangi jumlah potensi sisa bahan pangan yang terbuang.
Melihat kondisi tersebut, James Rijanto, Donald Wono, dan Cindy Ozzie menggabungkan platform digital dengan sistem rantai pasok hulu ke hilir bernama Supplynow. Platform ini merupakan bentuk inovasi dari Pasarnow yang sukses menyediakan kebutuhan harian rumah tangga.
Dengan menghubungkan petani langsung dengan konsumen, perusahaan ini mampu mengurangi total kuantitas produk sisa yang terbuang (waste) dalam proses titik ke titik menjadi kurang dari 4%, dibandingkan dengan pemasok konvensional yang total produk terbuangnya bisa mencapai 30% karena proses yang terlalu panjang.
Terobosan ini juga menawarkan kemampuan untuk akses data permintaan secara langsung, waktu pengantaran yang tepat waktu, harga bersahabat, serta proses pengadaan barang yang terkontrol. Supplynow mendukung penuh perkembangan bisnis makanan dan minuman di Indonesia, dengan manajemen rantai pasok digital yang efisien.
Supplynow adalah one stop digital supply solution yang melengkapi ketersediaan pasokan bahan pokok untuk kebutuhan bisnis makanan dan minuman khususnya horeca. Model bisnis ini merupakan hasil dari transformasi digital dan teknologi pintar, yang diciptakan untuk membantu pelaku bisnis makanan dan minuman memperoleh produk dan bahan yang dibutuhkan dengan mudah dalam satu website. Selain itu, Supplynow menjadi destinasi produk dari petani lokal dengan kualitas terbaik yang didistribusikan langsung ke konsumen.
“Kami melihat e-grocery ini adalah peluang karena selama pandemi orang belanja buah dan sayur melalui online. Nah Supplynow ini menawarkan perusahaan FnB untuk suplai bahan baku mereka seperti sayuran dan buah menjadi satu kesatuan. Mereka tidak perlu mencari suplier buah dan sayuran secara terpisah,” ujar Cindy Ozzie selaku Co-founder Supplynow dalam keterangan resminya di Jakarta (26/7/2022).
Supplynow bekerja sama dengan petani dari berbagai daerah di Indonesia dan memberikan kepastian permintaan sesuai data perkiraan kebutuhan konsumen. Dengan adanya komitmen pembelian hasil tani, para petani bisa bekerja sama dengan perusahaan untuk melakukan perencanaan tanam dan berfokus pada hasil pertaniannya. Ekosistem yang terbangun dari hulu ke hilir ini bisa menjadi strategi untuk mewujudkan hubungan kerjasama yang mutual antara para pelaku bisnis makanan dan petani maupun sumber pemasok dan distribusi lainnya (supplier dan principal).
“Dengan adanya Supplynow kami juga bisa membuat demand yang lebih pasti kepada petani lokal karena jaringan dan pasar yang kami buat juga lebih luas mulai dari hotel, restauran, kafe, katering, rumah sakit, & industri. Jadi tak sekadar masalah suplai, kami juga membuat ekosistem,” tambah Cindy
Sementara itu CEO Chef Hendro, Associate & Co-founder Kokikit mengatakan terbantu dengan adanya Supplynow ini. “Dulu bahan baku kami cari secara manual. Ayam supliernya sendiri, buah supliernya sendiri, sayuran supliernya sendiri. Nah Supplynow ini bisa disediakan one stop shoping. Jadi ini bagaikan air di gurun Sahara. Dan yang lebih penting kami tidak perlu khawatir apakah bahan baku sesuai dengan standar kami atau tidak. Jadi tidak perlu pagi-pagi sebelum buka restoran cek bahan baku apakah sesuai atau tidak,” jelas Hendro.
Cindy menambahkan jika Pasarnow lebih ke B2C, Supplynow lebih ke B2B. “Sekarang kami sudah go digital. Semua orang bisa dengan mudah mengakses melalui laman Supplynow.id,” Cindy menegaskan.
Investor Supplynow meliputi East Ventures & Skystar Capital: Seed round leader (US$ 3,5 juta) East ventures growth: Seri A round leader (US$ 10 juta). Investor pendukung adalah Amand ventures, Sinarmas Digital Ventures dan January Capital.
Swa.co.id
Artikel ini bersumber dari swa.co.id.