Tak Ada Kabar Baik dari China, Jepang Tambah Derita Dunia!

redaksiutama.comJakarta, CNBC Indonesia – Kabar baik yang ditunggu dari China ternyata tidak terjadi, Jepang memperparah situasi yang membuat sentimen pelaku pasar memburuk. Alhasil, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah melemah pada perdagangan Selasa.

China dan Jepang yang membuat pasar finansial dunia kembali tertekan dan beberapa faktor lainnya akan dibahas pada halaman 3.

IHSG pada perdagangan kemarin tercatat melemah 0,17% ke 6.768,316, setelah sempat merosot nyaris 1%. Data pasar menunjukkan investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 120 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi nyaris mencapai Rp 15 triliun.

Sementara itu rupiah melemah tipis 0,03% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.600/US$.

Dari pasar obligasi, mayoritas Surat Berharga Negara (SBN) juga mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari imbal hasil (yield) yang naik.

Pergerakan harga SBN dengan yield berbanding terbalik. Ketika harga turun maka yield akan naik, begitu juga sebaliknya.

Baik rupiah maupun SBN kini menanti respon Bank Indonesia (BI) setelah The Fed (bank sentral AS) pada pekan lalu mengendurkan laju kenaikan suku bunganya.

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, setelah sebelumnya mengerek 75 basis poin empat kali beruntun.

Sementara itu BI juga agresif dengan menaikkan 50 basis poin sebanyak empat kali. Sejauh ini, langkah BI tersebut sukses memicu aliran modal asing kembali ke pasar obligasi sekunder.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), sejak November hingga 16 Agustus, terjadi capital inflow sebesar Rp 46,6 triliun.

Berbaliknya arah angin membuat total dana asing yang keluar sepanjang tahun ini berkurang menjadi Rp 131,5 triliun.

BI diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga Kamis besok. Hasil survei Reuters menunjukkan BI juga akan mengendur dengan menaikkan 25 basis poin menjadi 5,5%. Konsensus yang dihimpun Trading Economics pun sama.

Akan tetapi jika BI memberikan kejutan dengan menaikkan 50 basis poin, aliran modal asing tentunya bisa semakin deras masuk ke dalam negeri, dan bisa mendongkrak kinerja SBN hingga penguatan rupiah.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Wall Street Akhirnya Menguat

error: Content is protected !!