redaksiutama.com – Sepinya transaksi tak lantas membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu di awal pekan terakhir tahun ini, Senin (26/12/2022).
Nilai transaksi di pasar saham hanya Rp 6,4 triliun kemarin dan menjadi transaksi terendah di bulan Desember.
Sepinya transaksi dikarenakan suasana libur Hari Raya Natal yang masih sangat kental. Meskipun transaksi sepi dan asing net sell hampir Rp 205 miliar di pasar reguler, IHSG justru menguat.
IHSG ditutup menguat 0,35% ke 6.835,81 kemarin. Ketika IHSG menguat, mayoritas saham justru melemah.
Statistik perdagangan mencatat ada 271 saham yang melemah, 231 menguat dan 203 saham stagnan kemarin.
Mayoritas bursa saham yang masih dalam suasana liburan dan minimnya rilis data saat Hari Raya Natal memang membuat pasar menjadi minim sentimen.
Lantas bagaimana arah pergerakan IHSG untuk hari ini?
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB kemarin, indeks bergerak menuju batas atas BB terdekat di 6.855.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI naik ke 45,74 dari sebelumnya di 43,83.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 mulai memotong garis EMA 26 dari bawah.
Melihat berbagai indikator teknikal tersebut, apabila IHSG berhasil tembus 6.855, maka peluang ke 6.900 semakin terbuka meski kecenderungan IHSG masih akan bergerak menyamping.