Saat ini dunia tengah menghadapi ancaman krisis energi dan krisis pangan yang disebabkan oleh terganggunya rantai suplai. Ketegangan geopolitik antara Rusia dengan Ukraina merupakan pemicu utama krisis ini, pasalnya kedua negara punya peran besar dalam percaturan ekonomi dunia. Rusia sebagai salah satu pamasok minyak mentah terbesar dunia, sementara Ukraina pengekspor minyak nabati terbesar yang bersumber dari bunga matahari.
Kelangkaan pangan, energi dan komoditas lainnya membuat inflasi global melambung. Untuk memperlambat laju inflasi, banyak negara di dunia telah menaikan suku bunga acuannya secara agresif seperti yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve. Kenaikan suku bunga merupakan faktor utama terjadinya perlambatan ekonomi dan resesi ekonomi bahkan mengintai AS beserta sejumlah negara.
Pengendalian inflasi adalah salah satu langkah yang harus dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia dalam mewaspadai tekanan global, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tinggi. Dalam upaya tersebut pemerintah telah meningkatkan subsidi energi dan bahan bakar tahun ini untuk menjaga daya beli masyarakat. Hal ini terbukti ampuh meningkatkan pertumbuhan ekonomi kuartal-II tahun ini di 5,44% YoY (Year on Year).
Meskipun inflasi Indonesia tercatat meningkat ke level 4,94% YoY di Juli 2022, namun inflasi inti masih relatif rendah di 2,86% YoY. Hal ini menjadi acuan Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan 7 days repo rate di 3,5% pada pertemuan Rapat Dewan Gubernur di bulan Juli kemarin.
Menanggapi perkembangan tersebut, Head of Advisory & Investment Connoisseur Moduit Manuel Adhy Purwanto menyampaikan dengan masih rendahnya tingkat suku bunga simpanan atau deposito membuat masyarakat mencari alternatif investasi lain yang dapat memberikan imbal hasil diatas inflasi supaya nilai uang kita tidak turun. Salah satu instrumen yang menarik yaitu obligasi pemerintah dengan jangka waktu di bawah 10 tahun.
Pemerintah akan menawarkan satu obligasi ritel, yakni Sukuk Ritel seri SR017 yang akan ditawarkan pada tanggal 19 Agustus hingga 14 September 2022 yang memiliki tenor 3 tahun. Lebih lanjut, Manuel optimistis SR017 akan banyak diminati melihat likuiditas dana masyarakat cukup tinggi. “Acuannya SBR011 yang diterbitkan pemerintah sebelumnya dengan tingkat kupon 5,5%, sementara suku bunga deposito rata-rata diangka 2-3%. Kami harap imbal hasil SR017 lebih tinggi lagi”, ujarnya.
Selain itu, Sukuk Ritel termasuk SR017 merupakan surat utang yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder (tradable). Hal ini memungkinkan bagi investor untuk menjual di pasar sebelum jatuh tempo setelah masa periode holding berakhir, kapanpun investor membutuhkan dana. Mekanisme ini memungkinkan pemegang sukuk ritel dapat memperoleh capital gain dari selisih kenaikan harga saat beli dengan harga saat jual. Mekanisme ini berbeda dengan SBR011 yang tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder, sehingga harus disimpan hingga jatuh tempo.
Di samping perolehan imbal hasil yang akan dibayar negara setiap bulan dengan imbal hasil tetap, berinvestasi pada Sukuk Ritel memiliki keutamaan lain, yakni mengusung prinsip syariah, tidak mengandung unsur maysir (judi), gharar (ketidakjelasan) dan riba (usury), serta telah dinyatakan sesuai syariah oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Adapun tujuan penerbitan Sukuk Ritel adalah untuk pembiayaan APBN dan pembiayaan pembangunan terutama di sektor infrastruktur. Karena itu membeli SR017 berarti turut membantu pembangunan negara, sekaligus menghasilkan keuntungan yang halal sesuai syariah.
Di samping keunggulan tadi, Manuel menyampaikan Sukuk Ritel SR017 sangat mudah diakses dan dengan investasi minimum yang terjangkau, minimal Rp 1 juta. Masyarakat bisa memperoleh SR017 melalui platform Moduit dengan membuka RDN terlebih dahulu. “Sebagai salah satu mitra distribusi pemerintah untuk SR017, Moduit hadir dan siap membantu masyarakat yang berminat memiliki SR017 sebagai alternatif investasi yang sudah dijamin aman oleh pemerintah, terjangkau dan menguntungkan, sekaligus membuka kesempatan bagi masyarakat untuk bersama-sama berpartisipasi dalam membangun negeri,” jelas Manuel.
Editor : Eva Martha Rahayu
Swa.co.id
Artikel ini bersumber dari swa.co.id.