Berita Surabaya
SURYA.co.id | SURABAYA – Executive Vice President Transmisi Jawa Madura Bali, Eko Yudo Pramono, melakukan pengecekan pada lokasi-lokasi yang menjadi jalur utama suplai listrik ke Pulau Bali.
Hal ini sebagai bagian dari komitmen dan dukungan penuh pada rangkaian kegiatan internasional KTT G20 yang sudah mulai berlangsung.
“Sebesar 30 persen energi listrik di Bali, merupakan suplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Paiton yang dialirkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV dan diteruskan menggunakan Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT) Ketapang,” kata Eko Yudo, Senin (18/7/2022).
Saat berkunjung, Eko Yudo menyapa dan berdiskusi dengan garda terdepan pengamanan keandalan sistem kelistrikan di setiap Gardu Induk (GI) di Situbondo dan Banyuwangi untuk memberikan semangat dan mengingatkan pentingnya menjaga andalnya sistem untuk sukseskan G20.
“Kami selalu melakukan pemantauan terkait keandalan sistem kelistrikan untuk mendukung G20 ini,” ujar Eko Yudo.
Kesuksesan dalam perhelatan internasional tersebut salah satunya adalah suplai listrik yang tidak mengalami gangguan.
Oleh karena itu, dari awal Juni pihaknya sudah melakukan pemeliharaan dari Jaringan Transmisi, Gardu Induk serta Cable Head.
Lebih lanjut, Eko Yudo mengatakan bahwa PLN juga telah melakukan peremajaan material yang sudah tidak optimal pada sistem Tegangan Tinggi.
“Keandalan sistem adalah yang utama untuk penyaluran listrik ke Bali tetap maksimal. Kami juga terus melakukan koordinasi dengan para stakholder untuk melakukan penjagaan pada infrastruktur PLN agar terhindar dari gangguan eksternal, seperti layang-layang”, beber Eko Yudo.
Pihaknya juga telah melakukan pengecekan kesiapan pada GI yang merupakan pemasok utama venue G20 (GI Nusa Dua, GI Pecatu, GI Bandara, GI Sanur dan GI Kapal) sebelum menuju Jawa Timur.
Di tempat yang sama, General Manager PLN UIT JBM, Didik F Dakhlan, menambahkan untuk saat ini suplai listrik ke Bali mencapai 270 MW.
“Beban puncak di Bali saat ini mencapai 765 MW, dalam kegiatan G20 nanti pasti akan meningkat. Kami terus mengantisipasi kemungkinan yang kerapkali menjadi penyebab-penyebab terjadinya gangguan, karena suplai listrik dari sistem Jawa Timur ke sistem Bali ini sangat penting” papar Didik.
Dengan kontinuitas penyaluran listrik yang andal, sistem kelistrikan di Bali sangat terbantukan.
Dikarenakan apabila terjadinya gangguan pada sistem Paiton – Banyuwangi, dalam satu hari PLN mengeluarkan biaya sekitar Rp 13 miliar untuk mengoperasikan pembangkit berbahan bakar solar.
Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.