redaksiutama.com – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi, bergerak melemah di tengah transaksi yang minim di pasar keuangan.
Rupiah pagi ini melemah tipis 1 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp15.634 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.633 per dolar AS.
“Di tengah minimnya pelaku pasar yang masih bertransaksi, dolar AS nampak melemah di awal perdagangan hari ini, dengan bursa di beberapa negara masih tutup melanjutkan libur Natal,” tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Kendati demikian, pelaku pasar yang masih aktif bertransaksi dapat menyebabkan pergerakan yang signifikan di tengah minimnya likuiditas pasar.
Data mengisyaratkan bahwa ekonomi AS sedikit mendingin, memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih kecil dari bank sentral AS The Federal Reserve dan meningkatkan selera risiko investor.
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 0,1 persen bulan lalu, setelah naik 0,4 persen pada Oktober. Indeks PCE meningkat 5,5 persen (yoy) dibandingkan 6,1 persen (yoy) pada Oktober.
The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga hanya 25 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya pada Januari, setelah beberapa kenaikan besar.
Dalam tahun yang brutal bagi pasar global, dolar telah melonjak hampir 9 persen karena The Fed secara agresif menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.
Namun, indeks dolar telah turun lebih dari 8 persen sejak mencapai level tertinggi 20 tahun pada September, karena penurunan tajam dalam inflasi AS meningkatkan harapan bahwa Fed akan segera mengakhiri siklus pengetatannya.
Pada Senin (26/12), rupiah melemah 40 poin atau 0,26 persen ke posisi Rp15.633 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.593 per dolar AS.