Rupiah Ditutup Melemah Jadi Rp 15.358 Per Dollar AS

redaksiutama.com – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot ditutup melemah pada sesi perdagangan Selasa (11/10/2022). Depresiasi terjadi seiring dengan meningkatnya indeks dollar AS, di tengah kekhawatiran pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan bank sentral, The Federal Reserve, yang agresif.

Melansir data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 15.358 per dollar AS, terderpresiasi 0,26 persen. Dengan posisi tersebut, sejak awal tahun (year to date/ytd) rupiah telah terdepresiasi 7,68 persen.

Mengacu kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, nilai tukar rupiah juga terkoreksi. Pada sesi perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah Jisdor berada pada level Rp 15.362 per dollar AS, lebih tinggi dari perdagangan sebelumnya sebesar Rp 15.299 per dollar AS.

“Dollar AS naik pada hari Selasa, dengan investor khawatir tentang kenaikan suku bunga acuan,” ujar Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, Selasa.

Mengacu kepada data Investing, indeks dollar AS sejak pekan lalu terus merangkak naik. Adapun sampai dengan sore hari ini, indeks mata uang Negeri Paman Sam itu naik 0,11 persen ke 113,19.

Pada saat bersamaan, imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS turut meningkat, mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap kondisi perekonomian global. Bahkan, pada sesi perdagangan hari ini yield obligasi AS tenor 10 tahun berada pada rentang 3,93 – 4,01 persen.

Seiring dengan kenaikan indeks dan yield obligasi AS, sejumlah mata uang Asia lain turut terdepresiasi, mulai dari yen Jepang (0,01 persen), dollar Singapura (0,08 persen), dollar Taiwan (0,74 persen), won Korea Selatan (0,61 persen), yuan China (0,28 persen), ringgit Malaysia (0,50 persen) hingga baht Thailand (0,48 persen).

error: Content is protected !!