redaksiutama.com – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup melemah, dipicu oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
Rupiah ditutup melemah 56 poin atau 0,36 persen ke posisi Rp15.719 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.663 per dolar AS.
“Rupiah melemah di tengah sentimen risk off di pasar oleh kembalinya kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global,” kata Analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Menurut Lukman, dolar AS sendiri relatif datar terhadap mata uang utama dunia dalam perdagangan yang sepi di tengah liburan akhir tahun.
“Sentimen positif dari perkembangan kebijakan China dan Indonesia terkait COVID-19 tidak sanggup mengangkat rupiah, mengarisbawahi rupiah yang bearish,” ujar Lukman.
China mengatakan akan membatalkan aturan karantina COVID-19 untuk pelancong yang masuk. Hal itu merupakan langkah besar dalam membuka kembali perbatasannya di tengah kasus COVID-19 yang melonjak.
China akan berhenti mewajibkan pelancong yang tiba untuk melakukan karantina mulai 8 Januari, kata Komisi Kesehatan Nasional, Senin (26/12).
Pada saat yang sama, Beijing menurunkan peraturan untuk menangani kasus COVID ke Kategori B yang lebih ringan dari Kategori A tingkat atas.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp15.657 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.656 per dolar AS hingga Rp15.722 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi Rp15.703 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.659 per dolar AS.