“Itu harus direspons secara maksimal oleh Bank Bjb karena pasti akan berpengaruh terhadap pola bisnis,” kata Ridwan Kamil saat memberikan arahan pada Business Review Semester I Tahun 2022 Bank Bjb, di Trans Luxury Hotel Bandung, Selasa, 19 Juli 2022.
Diakui pria yang akrab disapa Emil ini, disrupsi pandemi covid-19 tak akan hilang melainkan berubah menjadi endemi. Hal ini tentu akan berdampak pada pola pemasaran Bank Bjb tanpa harus bertemu tatap muka.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Bisakah berbisnis tanpa harus bertemu, bisakah Bjb proaktif marketingnya tanpa harus tatap muka, dan pola-pola lainnya,” ujanya.
Kemudian terkait disrupsi pemanasan global, Emil meyakini disrupsi ini akan menghadirkan banyak bisnis energi hijau. Ia mengimbau, Bank Bjb agar membentuk tim khusus untuk mengkaji bisnis energi hijau yang dapat dimanfaatkan oleh badan usaha milik Pemda Provinsi Jabar itu.
“Artinya apa buat Bjb? Mulailah bikin tim untuk melirik disrupsi global warming, dampak ke ekonomi hijau bisnisnya apa saja, sebab ini akan banyak bisnis energi hijau,” ujarnya.
Sedangkan untuk disrupsi digital, Emil berharap Bank Bjb ke depan hadir di 5.312 desa seluruh Jabar. Hadirnya cabang Bank Bjb di setiap desa untuk mendukung peningkatan ekonomi lewat digitalisasi desa.
“Bjb harus hadir di 5.312 desa karena hidup yang nikmat itu adalah tinggal di desa rezeki kota. Ini sudah saya buktikan lewat Program Petani Milenial. Jangan menganggap digital itu domain orang kota, tapi kalau di pelosok bisa secanggih kota, maka suatu hari geografis itu tidak penting,” ungkap Emil.
Sementara itu, Emil mengapresiasi capaian Bank Bjb pada semester I tahun ini yang dibuktikan oleh sederet penghargaan. Di akhir semester II ia ingin Bank Bjb sudah mengakselerasi tiga disrupsi covid-19, pemanasan global, dan revolusi industri 4.0.
“Kalau boleh tahun ini ada laporan apa respons Bjb terhadap tiga disrupsi itu,” pintanya.
(WHS)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.