Akhir-akhir ini semakin marak perusahaan aplikasi investasi mengakuisisi saham perusahaan sekuritas. Salah satunya, PT Stockbit Investa Bersama yang mengakuisisi perusahaan sekuritas dan anggota Bursa Efek Indonesia, PT Mahakarya Artha Sekuritas (kode broker XL). Dengan akuisisi tersebut, Mahakarya Artha Sekuritas berubah nama menjadi PT Stockbit Sekuritas Digital (Stockbit Sekuritas).
Fenomena mencaplok perusahaan sekuritas seperti yang dilakukan Stockbit sudah dilakukan sebelumnya oleh platform aplikasi investasi Ajaib yang mencaplok saham PT Primasia Unggul Sekuritas (Primasia Sekuritas). Akuisisi ini mengubah nama perusahaan menjadi PT Ajaib Sekuritas Asia. Perusahaan platform investasi lainnya, antara lain Ternak Uang dan Emtrade (didirikan Ellen May), kabarnya juga mengikuti jejak Ajaib dan Stocbit.
Fenomena apa gerangan yang terjadi? Saat dikonfirmasi kepada manajemen Stockbit terkait akuisisi yang dilakukan, Megawati Soewardi, Direktur Utama PT Stockbit Sekuritas Digital, menjawab bahwa kesamaan visi dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia melalui investasi di pasar modal merupakan alasan yang utama.
“Selain itu, pengalaman serta rekam jejak perusahaan dan tim manajemen yang terlibat di dalamnya merupakan faktor penting yang menentukan ke mana perusahaan akan berjalan ke depannya,” kata Megawati.
Fokus utama akuisisi tersebut adalah meningkatkan kapabilitas teknologi platform trading online serta mempertahankan standar keamanan dan privasi bagi seluruh pengguna. Akuisisi ini juga dibarengi dengan penguatan tim dalam rangka menjawab tantangan di dalam industri sehingga pihaknya dapat terus tumbuh dan memberikan layanan yang semakin baik lagi kepada pengguna.
“Akuisisi ini fokus pada peningkatan kapabilitas platform agar menjadi semakin aman dan dapat diandalkan. Untuk itulah, penguatan tim juga menjadi fokus utama kami,” Megawati menegaskan.
Dengan mengomunikasikan visi perusahaan dan memastikan bahwa setiap anggota tim memiliki pemahaman yang sama, hal-hal seperti budaya perusahaan dan gaya kerja tidak menemui kesulitan berarti karena salah satu value perusahaan, yakni customer obsession, benar-benar diterapkan secara efektif.
Megawati menjelaskan, fitur-fitur dalam aplikasi Stockbit fokus pada dua aspek utama, yakni pengalaman berinvestasi serta pengetahuan pengguna mengenai saham dan pasar modal. Sebagai contoh, baru-baru ini, Stockbit telah menghadirkan fitur baru seperti Sistem Penawaran Umum Elektronik atau Electronic Indonesia Public Offering (e-IPO). Dengan fitur ini, masyarakat dapat berpartisipasi untuk memesan saham baru yang akan melantai di bursa saham secara online dengan mudah.
Terkait pengalaman berinvestasi, selain bermitra dengan BCA dan Bank Jago untuk membuka rekening dana nasabah, Stockbit juga telah menghadirkan beberapa fitur. Di antaranya, tools analisis saham yang komprehensif (Stockbit Pro), Analyst Rating, Exercise Rights & Warrant, Intraday Charts, dan latihan investasi saham dengan simulasi (Stockbit Virtual Trading) untuk menjawab berbagai kebutuhan para penggunanya.
Berbicara pengembangan bisnis ke depan, Stockbit sudah memiliki berbagai rencana. Menurut Megawati, ada dua rencana yang akan dilakukan. Pertama, terus berinovasi dalam menghadirkan layanan yang dibutuhkan penggunanya, seperti baru-baru ini Stockbit telah menghadirkan fitur e-IPO.
Kedua, terus berkolaborasi dengan pelaku industri lain di sektor jasa keuangan digital agar lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang punya kesempatan berinvestasi di pasar modal dengan cara-cara yang mudah, sederhana, dan aman dalam rangka meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Kami percaya, masyarakat akan diuntungkan dengan layanan digital yang aman, nyaman, dan dapat diandalkan ke depannya. Pengalaman Mahakarya di pasar modal serta expertise Stockbit di bidang teknologi digital merupakan dua hal yang saling mendukung,” Megawati menandaskan. (*)
Dede Suryadi, Arie Liliyah, dan Anastasia AS
www.swa.co.id
Artikel ini bersumber dari swa.co.id.