Pertamina inisiasi perdagangan karbon

redaksiutama.com – PT Pertamina (Persero) menginisiasi proyek percontohan perdagangan karbon yang dilakukan antarsubholding melalui Pertamina NRE, Subholding Upstream (PHE), dan Subholding Refinery & Petrochemical (KPI).

Kolaborasi ketiga anak perusahaan tersebut ditandai dengan penandatanganan heads of agreement (HoA) yang dilakukan oleh Direktur Utama PHE Wiko Migantoro, Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman, dan CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro, serta disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala NMansury dan Direktur Strategi Portofolio dan Pengambangan Usaha Pertamina ASalyadi Saputra dalam acara G20 State-owned Enterprises (SEO) Internaional Conference yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.

“Strategi dekarbonisasi ini merupakan bagian yang tidak bisa lepas dari ESG. Komitmen ESG ini sendiri juga sudah dibuktikan melalui perolehan rating ESG yang berhasil mendapatkan peringkat 24 dari 254 perusahaan penghasil minyak global,” kata Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman mengatakan inisiasi perdagangan dekarbonisasi merupakan implementasi dari penerapan ESG PT KPI dalam hal pengurangan emisi karbon. Hal tersebut bertujuan untuk mendukung Sustainable Development Goals mengenai Penanganan Perubahan Iklim untuk mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.

Perdagangan karbon di internal Pertamina disebutkan merupakan bagian dari upaya dekarbonisasi Pertamina Grup sekaligus bagian dari roadmap net zero emission (NZE).

Dalam inisiatif ini PHE dan KPI sebagai perusahaan yang menghasilkan karbon akan membeli kredit karbon dari Pertamina NRE sebagai kompensasinya. PT KPI juga menerapkan prinsip-prinsip operation excellent mencakup efisiensi energi dan efisiensi proses produksi lainnya guna mendukung dekarbonisasi.

“Pertamina NRE sebagai ujung tombak Pertamina dalam transisi energi siap untuk mengawal upaya dekarbonisasi di internal Pertamina Grup. Penandatanganan HoA ini merupakan awal yang sangat baik untuk kolaborasi perdagangan karbon Pertamina Grup ke depan dan kami sangat antusias untuk berkolaborasi dengan subholding lainnya demi mendukung net zero emission,” kata CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro.

Dalam inisiatif ini, PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 ditunjuk untuk menjadi sumber yang mengompensasi emisi karbon tersebut. PLTP Lahendong berlokasi di Lahendong, Sulawesi Utara, salah satu area geothermal yang dikelola oleh Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak usaha Pertamina NRE. PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 merupakan salah satu proyek CDM PGE yang telah memegang Verified Carbon Standard (VCS) sejak tahun 2018.

PHE, sebagai Subholding Upstream, merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang mengelola bisnis hulu migas di wilayah kerja domestik dan internasional. PHE telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai partisipan sejak Juni 2022.

PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian dari penerapan aspek ESG. PHE disebut akan mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi yang menerapkan konsep ESG.

PT KPI adalah Subholding Refining & Petrochemical PT Pertamina (Persero) yang mengelola Kilang Minyak dan Petrokimia milik Pertamina secara professional. PT KPI secara jangka Panjang telah ditargetkan untuk mampu mereduksi emisi karbon secara bertahap hingga mencapai Net Zero Carbon di 2060.

Hal itu merupakan inisiatif implementasi ESG (environmentally friendly, socially responsible, dan good governance) perusahaan melalui proyek transisi energi kilang dari basis fosil menuju energi hijau ramah lingkungan untuk mendukung keberlangsungan lingkungan di masa mendatang.

error: Content is protected !!