Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk di Ancol, Pademangan, Jakarta Utara pada Kamis (18/8/2022) memutuskan untuk memberhentikan dengan hormat seluruh jajaran direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta itu. RUPST perseroan dengan kode bursa PJAA itu memberhentikan dengan hormat Teuku Sahir Syahali, Febrina Intan, Wing Antariksa, Budi Santoso, dan Suparno sebagai direktur utama dan direktur.
“Penyegaran direksi merupakan peristiwa umum di dalam suatu perusahaan yang ditujukan untuk terciptanya perbaikan kinerja,” kata Komisaris Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Thomas Trikasih Lembong dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (18/8/2022).
Ke depan, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dijabat oleh Winarto, dengan jajaran direksi antara lain Daniel Nainggolan, Eddy Prastiyo, dan Cahyo Prakoso. Sementara itu Komisaris Utama dan Independen PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dijabat Thomas Trikasih Lembong, dengan Komisaris Geisz Chalifah dan Letnan Jenderal Purnawirawan Sutiyoso.
Menurut Geisz, Sutiyoso yang pernah menjabat 10 tahun sebagai Gubernur DKI dan pernah menjadi Kepala Badan Intelijen Nasional, tentunya akan membawa pengalaman yang luas dan perspektif yang luar biasa bagi Ancol.
Setelah menyelesaikan masa baktinya sebagai Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Teuku Sahir Syahali akan diberikan penugasan baru di PT Pembangunan Jaya (salah satu pemegang saham utama Perseroan).
Sementara Wing, Suparno, Budi, dan Febby, yang masing-masing telah memberikan kontribusi yang amat signifikan kepada transformasi Ancol, akan menempuh tahapan karir berikutnya di berbagai sektor seperti BUMD, BUMN, dan swasta.
“Penyegaran manajemen merupakan hal yang umum terjadi dan bagian dari upaya meningkatkan kinerja perusahaan. Ancol akan terus berkomitmen untuk melakukan transformasi guna memberikan pelayanan yang terbaik dan prima bagi seluruh pelanggan di Tanah Air,” kata Thomas.
Pada RUPST tersebut, kinerja tahunan yang dibukukan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk per 31 Desember 2021 menghasilkan pendapatan kotor sekitar Rp 389 miliar atau turun enam persen dari realisasi tahun 2020.
Selain itu, masih terdapat kerugian sekitar Rp 275 miliar. Walau demikian, posisi keuangan masih membaik sebesar 30 persen dari realisasi tahun 2020.
Posisi keuangan membaik karena didorong implementasi perubahan dan terobosan oleh manajemen yang memberikan landasan yang kuat untuk transformasi Ancol selanjutnya. Ke depannya, Perseroan melihat potensi yang luar biasa pada sejumlah inisiatif yang dipersiapkan oleh perseroan pada wisata bahari dan hiburan digital.
Perseroan juga optimistis dengan adanya berbagai kemajuan seperti transformasi sistem transportasi publik di DKI akan merubah secara total, akses, lalu lintas, dan suasana di seputar kawasan Ancol.
Hadirnya Jakarta International Stadium (JIS) dan Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) serta pembangunan Museum Rasulullah dan Masjid Apung di sisi Timur-Selatan Ancol juga membawa momentum dan peluang baru bagi Perseroan.
Thomas Trikasih Lembong menambahkan, Winarto selaku Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk merupakan sosok senior dan inspiratif. Winarto sebelumnya adalah Direktur Utama Pusat Pengelolaan Gelora Bung Karno (GBK) 2016-2021, yang memimpin saat Asian Games 2018. Winarto juga punya sejarah panjang dengan Ancol, menghabiskan sekitar 12 tahun pada posisi direksi di Ancol.
Sementara Daniel pernah menjabat Direktur Keuangan Ancol sebelumnya pada tahun 2016-2019, dia membawa latar belakang yang dalam di pasar modal dan pasar uang dari karirnya di Standard Chartered Bank dan BNI Sekuritas. Seperti Winarto dan Daniel, Eddy juga mempunyai sejarah panjang dengan Ancol dengan telah berkarir selama 20 tahun dimana jabatan akhir beliau merupakan Senior Vice President di PT Pembangunan Jaya Ancol dan Direktur Bisnis dan Operasi PT Taman Impian Jaya Ancol. Pengangkatan Eddy mencerminkan promosi internal berbasis merit yang tentunya menjadi peluang bagi setiap karyawan Jaya Ancol.
Cahyo membawa pengalaman yang luas dan dalam di sektor Properti dan Real Estate. Sebagai orang dari luar Ancol seperti saya, diharapkan akan bisa menjadi darah segar yang membawa perspektif dan ide-ide baru.
RUPSP JAA selain mengagendakan penyegaran manajemen juga menetapkanpenghasilan direksi dan komisaris, penunjukan akuntan publik, laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum Obligasi Berkelanjutan II Jaya Ancol Tahap II tahun 2021 dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30/POJK.04/2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.
Sumber: Republika.co.id
Artikel ini bersumber dari swa.co.id.