“Rusia melakukan genosida terhadap rakyat Ukraina,” kata anggota parlemen Latvia dalam sebuah pernyataan Kamis, seperti dikutip AFP, Jumat 12 Agustus 2022.
“Rusia menggunakan penderitaan dan intimidasi sebagai alat dalam upayanya untuk melemahkan moral rakyat Ukraina dan angkatan bersenjata, dan melumpuhkan fungsi negara untuk menduduki Ukraina,” imbuh pernyataan itu.
Lebih dari 40 negara telah berkomitmen untuk membantu mendokumentasikan dan menyelidiki dugaan kejahatan perang dan kekejaman Rusia di Ukraina, dari pembunuhan warga sipil yang tidak masuk akal, pemerkosaan, hingga kuburan massal. Pengadilan Kriminal Internasional mungkin akan mengajukan kasus secepat musim dingin ini.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Para pejabat dan anggota parlemen Rusia sudah marah dengan berita bahwa pemerintah lain percaya bahwa perilaku negara itu di panggung dunia sama kejinya dengan perilaku teroris, dan mengklaim tidak ada bukti di baliknya.
“Mengingat bahwa tidak ada fakta di balik keputusan ini tetapi hanya xenophobia yang biadab, penulis gagasan ini tidak boleh disebut apa-apa selain neo-Nazi,” Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengklaim di Telegram.
Ketua Komite Dewan Federasi Rusia untuk Legislasi Konstitusi dan Pembangunan Negara Andrey Klishas menyarankan Rusia harus membalas, menurut TASS.
“Langkah-langkah ekonomi dan politik terberat harus diambil,” tegas Klishas, ??menyarankan negara lain harus ditunjuk sebagai negara sponsor teror.
Wakil Ketua Pertama Komite Duma Negara untuk Urusan Internasional, Dmitry Novikov mengatakan bahwa Amerika Serikat sendiri tampaknya terlalu gentar untuk menunjuk Rusia dengan cara yang sama.
“Latvia telah membuat keputusan yang akan menyenangkan Washington, tetapi Washington sendiri belum berani mengambilnya,” Novikov mengatakan kepada TASS, seraya menambahkan bahwa menurutnya Rusia juga perlu merespons.
“Saya yakin Kementerian Luar Negeri telah menyusun proposal tentang bagaimana bereaksi terhadap perkembangan ini, dan saya yakin akan ada reaksi,” tutur Novikov.
Latvia telah mulai menyerukan negara-negara lain untuk meningkatkan pengawasan mereka terhadap Rusia, menyerukan pemerintah Uni Eropa untuk mengambil tindakan juga. Baru minggu ini, Estonia bergabung dengan Finlandia dan Latvia untuk memblokir orang Rusia dengan visa turis mengunjungi negara mereka. Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengatakan dia mengharapkan pembatasan lebih lanjut akan dibahas di masa depan di Dewan Eropa dan KTT para pemimpin Uni Eropa.
Latvia bukan satu-satunya negara yang telah mengambil langkah untuk menunjuk Rusia sebagai negara sponsor terorisme. Beberapa anggota Kongres AS telah bekerja untuk mendorong Amerika Serikat untuk melabeli Rusia sebagai negara sponsor teror juga. Bulan lalu, Senat mengeluarkan resolusi yang meminta Kementerian Luar Negeri untuk menunjuk Rusia dengan label tersebut.
Senator Richard Blumenthal dan Lindsey Graham telah mendesak pemerintahan Biden untuk mengambil langkah itu sementara itu.
Beberapa telah melangkah lebih jauh. Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Antony Blinken bahwa jika Kementerian Luar Negeri tidak turun tangan, Kongres akan menunjuk Rusia terlebih dahulu, menurut Politico. Sekelompok anggota parlemen bipartisan telah memperkenalkan RUU yang akan melompat ke depan dan menciptakan jalan untuk melabeli Rusia sebagai negara sponsor teror tanpa Kementerian Luar Negeri mengambil tindakan.
(FJR)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.