PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) pada Semester I/2022 membukukan laba bersih senilai Rp19,69 miliar atau telah mencapai 99% dari target laba bersih di 2022 yang sebesar Rp 20 miliar.
Pada periode Januari-Juni ini, perseroan yang merupakan bagian dari Cerestar Group berhasil membukukan kenaikan laba bersih 13% dari Rp 17,36 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada periode ini, penjualan TRGU senilai Rp 1,56 triliun atau meningkat 5% dari Rp 1,49 triliun. Permintaan terigu yang tinggi menyokong penjualan TRGU. Adapun, beban pokok penjualan naik 4% menjadi Rp 1,42 triliun. Perusahaan mencatatkan aset sebesar Rp 2,44 triliun pada 30 Juni 2022, meningkat dari Rp 1,98 triliun pada 31 Desember 2021.
Emiten produsen tepung olahan gandum ini bersyukur dalam situasi yang penuh tantangan terkait kenaikan harga gandum akibat konflik Rusia dengan Ukraina. Direktur Utama Cerestar Indonesia Indra Irawan mengatakan, perseroan berhasil meraih kinerja yang menggembirakan dengan mencatatkan kenaikan baik di sisi penjualan maupun laba bersih. “Kami akan terus perkuat upaya pemasaran, supaya dalam situasi penuh tantangan saat ini penjualan perseroan dapat terus positif hingga akhir tahun, sehingga dapat memenuhi komitmen kepada pemegang saham ketika IPO,” kata Indra di Jakarta, Senin (15/8/2022).
Perseroan memperkirakan permintaan gandum masih akan tetap tinggi mengingat tiga alasan. Pertama, tingkat konsumsi gandum masyarakat Indonesia yang masih rendah, yaitu berada di kisaran 30 kg/kapita/tahun. Di Asia Tenggara, tingkat konsumsi gandum Indonesia berada di bawah Thailand, Malaysia dan Filipina. Dan Thailand yang berpenduduk 71 juta jiwa memimpin konsumsi gandum di kawasan tersebut dengan tingkat konsumsi di atas 60 kg/kapita/tahun. Konsumsi gandum di Negeri Gajah Putih itu mencapai dua kali lipat dari konsumsi Indonesia yang jumlah penduduknya mendekati 4 kali lipat. Berpijak dari hal ini, TRGU optimistis penjualan akan dapat terus positif hingga akhir tahun.
Kedua, generasi muda punya kecenderungan mengikuti tren mengonsumsi berbagai jenis makanan yang terbuat dari tepung gandum, seperti berbagai jenis roti, kue, dan mie. Artinya, seiring dengan kehadiran generasi baru maka permintaan tepung gandum perseroan juga diyakini akan meningkat. Ketiga, pasca pandemi kegiatan masyarakat meningkat pesat, dibandingkan sebelumnya yang harus tetap di rumah dan membatasi kegiatan.
Peningkatan aktivitas tersebut, otomatis meningkatkan permintaan bahan makanan, termasuk makanan yang berbahan dasar tepung gandum. Hal ini juga diyakini akan mendorong peningkatan permintaan tepung gandum produksi TRGU. Perseroan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 8 Juli 2022 itu bersiap untuk melakukan ekspansi usaha.
Menggunakan dana hasil IPO sebesar Rp 315 miliar, perseroan akan membeli mesin baru guna meningkatkan kapasitas produksi, membeli tanah sebagai tambahan fasilitas penunjang pabrik, serta untuk membangun fasilitas gudang dan pengepakan.
Cerestar Group, perusahaan induk dari TRGU memulai bisnis produksi tepung terigu pada 2007. Cerestar Group, yang di dalamnya terdapat Cerestar Indonesia, menguasai 12,65% pangsa pasar tepung terigu di Indonesia. Grup usaha ini dimulai dengan pendirian perusahaan investasi asing bernama PT Cerestar Flour Mills pada 2007, disusul pendirian PT Harvestar Flour Mills pada tahun 2013. Setelah mengakuisisi PT Agri First Indonesia pada 2018, kelompok usaha ini mendirikan Cerestar Indonesia pada 10 Agustus 2020, yang khusus disiapkan untuk menjadi perusahaan tercatat di BEI.
TRGU melaksanakan penawaran perdana saham dan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sampai 48,43 kali, dari 1,5 miliar saham yang ditawarkan atau 18,88% dari jumlah seluruh modal disetor perseroan setelah IPO.
Swa.co.id
Artikel ini bersumber dari swa.co.id.