Mutu air yang membaik ini terindikasi pula dengan munculnya kembali biota atau flora dan fauna. Sebelumnya, Ciliwung hanya dihuni ikan sapu-sapu. Saat ini sudah sudah ada ikan baung bahkan lobster biru.
“PAM (Perusahaan Air Minum) Jaya juga membuka kembali instalasi 500 liter per detik dengan 16 ribu ambungan untuk masyarakat di sungai ini,” kata Ketua Umum GCB, Peni Susanti Moerpratomo, memperingati Hari Ciliwung yang sudah memasuki tahun ke-11, Jumat, 29 Juli 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain mutu air yang membaik, bermunculan pula banyak komunitas yang menjaga Ciliwung. Jika pada 2009 hanya da dua komunitas, saat ini sudah ada sekitar 30 komunitas.
Peni menjelaskan GCB telah bergerak 31 tahun yang lalu. Komunitas ini diinisiasi oleh Gubernur DKI Jakarta, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Pekerjaan Umum, BPLHD DKI Jakarta, Perguruan Tinggi, LSM, Walhi, dan Dana Mitra Lingkungan (DML).
“GCB hadir dengan visi dan misi yang nyata, yaitu menjadikan Sungai Ciliwung sebagai sungai yang bersih. Airnya diharapkan dapat digunakan kembali untuk berbagai aktivitas, seperti sumber air minum, pariwisata, dan perhubungan,” kata dia.
Baca: Gerakan Bersih Sungai Ciliwung Wujudkan Solidaritas Sadar Lingkungan
GCB, lanjut dia, akan senantiasa menjadi fasilitator, koordinator, penasihat, dan pembina untuk kepentingan Ciliwung. “GCB juga menjadi rumah bersama Ciliwung yang membangun kemitraan dengan berbagai pihak yang peduli dan bertanggung jawab,” papar Peni.
Aksi yang sudah dilakukan GCB untuk kelestarian Sungai Ciliwung cukup banyak. Aksi yang menjadi andalan adalah GCB Ciliwung Center, Daur ulang sampah dan Tempat Olah Sampah Sungai (TOSS)3, Ekowisata dan Eduwisata Ciliwung, serta Sekolah Sungai. Tahun ini GBC mendapatkan penghargaan Kalpataru Khusus yang diserahkan pada 20 Juli 2022.
“Pastinya penghargaan ini menjadi gairah,…
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.