Korban Tewas Banjir Korsel Bertambah Jadi 9 Orang

Seoul: Korban tewas banjir di Korea Selatan (Korsel) bertambah jadi sembilan orang. Banjir terjadi setelah curah hujan terlebat dalam delapan dekade membuat jalan-jalan di Seoul dan beberapa wilayah lainnya layaknya sungai dengan arus deras.
 
Banjir juga mengalir ke stasiun kereta bawah tanah. “Sedikitnya sembilan orang tewas – beberapa tenggelam di rumah mereka – dan enam lainnya hilang, dengan perkiraan hujan lebih banyak,” kata para pejabat kota, dikutip dari USA Today, Rabu, 10 Agustus 2022.
 
Diketahui curah hujan lebih dari 18 inci diukur di distrik Dongjak yang paling parah di Seoul pada Senin hingga Selasa malam. Curah hujan di daerah itu melebihi 5,5 inci per jam pada satu titik Senin malam, menjadi hujan per jam tertinggi yang diukur di Seoul sejak 1942.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Mobil dan bus yang sepi tersebar di jalan-jalan saat air surut pada Selasa kemarin. Pekerja membersihkan pohon yang tumbang, lumpur dan puing-puing dengan ekskavator dan memblokir jalan yang rusak.
 
Peringatan tanah longsor dikeluarkan di hampir 50 kota besar dan kecil, dan 160 jalur pendakian di Seoul dan provinsi pegunungan Gangwon ditutup. Puluhan jalan, termasuk jalan tol utama, ditutup karena naiknya permukaan air atau banjir sebagian.
 
“Hujan deras diperkirakan akan berlanjut selama berhari-hari, kita perlu menjaga kewaspadaan dan merespons dengan upaya habis-habisan,” kata Presiden Yoon Suk Yeol di markas darurat pemerintah.
 
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Moon Hong-sik menambahkan, militer siap mengerahkan pasukan untuk membantu pemulihan.
 
Baca juga: Korsel Dilanda Banjir Parah, KBRI Seoul: WNI Harus Waspada
 
Hujan turun mulai Senin pagi dan semakin deras hingga malam. Menjelang malam, orang-orang mengarungi perairan setinggi paha di salah satu distrik bisnis dan rekreasi paling ramai di Seoul, di mana mobil dan bus terjebak di perairan berwarna coklat lumpur.
 
Para penumpang dievakuasi saat air mengalir menuruni tangga stasiun kereta bawah tanah Isu. Sementara itu, di kota terdekat Seongnam, lereng bukit yang diguyur hujan menimpa lapangan sepak bola universitas.
 
Petugas penyelamat gagal menyelamatkan tiga orang – dua saudara perempuan berusia 40-an dan seorang gadis 13 tahun – yang meminta bantuan sebelum tenggelam di sebuah rumah bawah tanah di Seoul pada Senin.
 
Perempuan lain tenggelam di rumahnya dan seorang pekerja publik meninggal saat membersihkan pohon tumbang, kemungkinan karena tersengat listrik. Choi Seon-yeong, seorang pejabat dari kantor distrik Dongjak, mengatakan belum jelas apa penyebab kematiannya.
 
Sementara itu, tiga orang ditemukan tewas di puing-puing tanah longsor dan stasiun bus yang runtuh di kota-kota terdekat. Dilaporkan juga empat orang hilang di Seoul selatan.
 
“Hampir 800 bangunan di Seoul dan kota-kota sekitarnya rusak dan sekitar 1.380 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka pada Selasa malam,” kata Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korea Selatan.
 
Badan cuaca negara itu mempertahankan peringatan hujan lebat untuk wilayah metropolitan Seoul dan daerah sekitarnya. Menurut mereka, sekitar empat hingga 14 inci hujan tambahan diperkirakan akan turun di seluruh wilayah ibu kota hingga Kamis mendatang.
 
Hujan badai juga melanda Korea Utara, di mana pihak berwenang mengeluarkan peringatan hujan lebat untuk bagian selatan dan barat negara itu. Surat kabar resmi Korea Utara Rodong Sinmun menggambarkan hujan sebagai potensi bencana dan menyerukan langkah-langkah untuk melindungi lahan pertanian serta mencegah banjir.
 

(FJR)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!